Radarkoran.com - Budidaya alpukat aligator di Desa Embung Ijuk Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, tampak menjanjikan.p
Betapa tidak, satu buah alpukat jenis aligator ini beratnya bisa mencapai 2 Kilogram dan harganya lumayan mahal dibanding alpukat biasa.
Itu pula lah yang menjadi pertimbangan Hutba Rizal memberanikan diri terjun di dunia budidaya alpukat aligator. Rizal menanam alpukat jenis ini di atas lahan 2 hektar, yang sebelumnya dia tanami pepaya kalifornia. Selain faktor keuntungan, Rizal berkeinginan memberdayakan masyarakat sekitar melalui usahanya.
"Ide membudidayakan muncul ketika membaca berita alpukat alligator di Thailand dan Vietnam," terang petani pepaya kalifornia yang beralih ke alpukat kepada Radarkoran.com, Senin 21 Oktober 2024.
Karena penasaran, Rizal mulai mencari informasi tentang budidaya alpukat alligator tersebut. Hingga akhirnya dia menemukan bibit di Balai Pembibitan di Bandung dan mencoba menanamnya di atas lahan 2 hektar, ditanami 400 batang alpukat aligator.
"Alhamdulillah, hasilnya sangat menjanjikan. Saat ini sudah mulai berbuah dan harganya lumayan tinggi," ungkapnya.
BACA JUGA:Budidaya Ikan, Program Ketahanan Pangan Desa Embong Ijuk
Dikatakan Rizal, buah alpukat aligator berukuran lebih besar dari alpukat jenis lain. Bahkan, beratnya bisa mencapai dua kilogram. Sementara harga satu kilogram alpukat alligator bisa mencapai Rp 30 ribu.
"Kalau jual eceran, satu buah bisa antara Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu perkilo. Kalau borongan per kebun, kalau di tingkat petani Rp 45 per buah," papar Rizal.
Kegiatan budidaya aplukat, sambung Rizal, tidak melulu soal untung. Ada alasan lain kenapa getol membangun usaha ini, sebab daerah Embong ijuk sangat cocok untuk alpukat, dan para petani jangan terpaku dengan pepaya kalifornia saja.
Dia ingin memberdayakan masyarakat lokal, khususnya yang tinggal di sekitar pinggiran hutan dan yang mempunyai lahan pinggir sungai yang sudah banyak
belukar, bisa dimanfaatkan dengan tanaman alpukat.
"Bibit alpukat aligator yang bersertifikat cepat berbuah, tahan hama, serta adaptif di berbagai iklim. Cocok untuk kebun produktif, dengan potensi pasar tinggi dan investasi tepat untuk panen melimpah," ucapnya.
Disinggung soal pemasaran, Rizal mengaku dia tidak repot, produsen dari Palembang dan Medan langsung datang ke lahan. Belum usia panen pun, mereka udah pesan. "Untuk pemasaran alpukat jenis aligator atau Idola, cukup banyak peminatnya. Diantaranya ada yang dari Palembang, Depok, Bekasi, hingga dari Medan," pungkasnya.