Radarkoran.com - Keberadaan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTU Teluk Sepang Kota Bengkulu milik PT. TLB (Tenaga Listrik Bengkulu) memberikan dampak yang signifikan terhadap rumah-rumah warga yang berada di bawah jaringan transmisi tersebut.
Untuk itu, sebanyak 28 warga desa Padang Kuas Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu menuntut PT TLB dapat memberikan ganti rugi ratusan juta atas kerusakan barang elektronik maupun pengobatan warga tersengat listrik yang disebabkan jaringan transmisi yang ada.
Salah satu warga Seluma, Femi Budiarti, mengatakan, kerugian atas adanya jaringan transmisi SUTT milik PT TLB yang dialami 28 warga Seluma tersebut seperti kerusakan televisi, kulkas, rice cooker, mesin air, meteran listrik dan bola lampu.
"Sejak jaringan transmisi SUTT ini beroperasi, kami sering sekali mengalami kerusakan barang elektronik dan meteran listrik meledak. Bahkan ada kecemasan bagi kami ketika sedang hujan disertai petir," ungkap Femi saat dialog di posko Kanopi Hijau Indonesia, Kamis 24 Oktober 2024.
Sementara itu, ditambahkan Rohma, warga Desa Padang Kuas yang tinggal tepat di bawah jaringan transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang mengaku tidak tidak adanya pemberitahuan dari pihak terkait akan bahaya jaringan transmisi SUTT.
"Selama ini saya tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya SUTT. Dan saat proses ganti rugi dulu hanya disampaikan bahwa SUTT ini aman dan tidak berbahaya," ungkapnya.
Lebih jauh, berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Kanopi Hijau Indonesia dan Posko Lentera pada Jumat, 18 Oktober 2024 di Desa Padang Kuas, akibat operasional jaringan transmisi SUTT menyebabkan kerugian material puluhan warga Desa Padang Kuas dengan total sebesar Rp 114.030.000.
BACA JUGA:Puluhan Rumah Terdampak Bahaya Jaringan Transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang
Berbagai peralatan elektronik milik warga Desa Padang Kuas tersebut mengalami kerusakan sejak tahun 2020 hingga Oktober 2024. Kerusakan peralatan elektronik ini mencakup rumah para korban berjarak 0 sampai 250 meter dari jaringan transmisi SUTT terdekat. Peristiwa ini terjadi ketika setiap hujan disertai petir.
"Kerugian ini akibat rusaknya 110 unit peralatan elektronik yang terdiri dari televisi, kulkas, bola lampu, setrika, handphone, meteran listrik, rice cooker, mesin air, mesin sumur bor, dan kipas angin," tutur Cimbyo, Tim Monitoring Kanopi Hijau Indonesia.
Ia menambahkan, berdasarkan pengakuan warga sebelum didirikan jaringan transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang tidak pernah ada peralatan elektronik mereka yang rusak ketika hujan dan petir terjadi. Namun sejak adanya jaringan transmisi banyak peralatan elektronik yang rusak, dan jumlahnya dipastikan akan terus mengalami penambahan jika tidak ada jalan keluar yang terbaik dalam persoalan ini.
"Selain kerusakan peralatan elektronik, 4 warga Desa Padang Kuas pernah menjadi korban sengatan listrik, sehingga mengalami kerugian sebesar 4,6 juta rupiah untuk biaya pengobatan," kata Cimbyo.
Dengan kondisi yang ada, diharapkan pihak terkait dapat menindaklanjuti persoalan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada kerugian maupun korban jiwa yang terus bertambah. Apalagi hal ini sangat menyangkut akan kenyamanan kehidupan masyarakat secara umum.