Tol Ini Sah Dibangun, Palembang-Jambi Makin Dekat

Rabu 27 Nov 2024 - 09:59 WIB
Reporter : Suhay Putra
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - PT Hutama Karya (Persero) atau HK resmi memulai konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang telah ditandatangani pada tanggal 30 September 2024.

Dalam PPJT tersebut, HK akan kembali melakukan konstruksi pada sejumlah ruas Tol Trans Sumatera mencakup pembangunan Jalan Tol Palembang - Betung (Paltung) Seksi I Palembang - Rengas (21,5 Km), Seksi II Rengas - Pangkalan Balai (33 Km), dan Seksi III Pangkalan Balai - Betung (14,69 Km).

Selain itu, Hutama Karya juga memulai konstruksi Jalan Tol Betung (Simpang Sekayu) - Tempino - Jambi (Betejam) Seksi IB Babat Supat - Tungkal Jaya (31,6 Km), dan Seksi II Interchange Tungkal Jaya - Interchange Bayung Lencir (54,32 Km) yang sebelumnya telah dilakukan penandatangan PPJT pada 3 Juni 2024 lalu. Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen Hutama Karya dalam menyelesaikan backbone yang menghubungkan dua provinsi yakni Sumatera Selatan dan Jambi.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan proses konstruksi sejumlah ruas mulai dilakukan dengan penerapan digital construction yang modern untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai rencana atau target pelaksanaan waktu.

"Konstruksi ruas-ruas ini kita lakukan secara bertahap pada rentang triwulan empat tahun 2024 dengan mempertimbangkan unsur environmental, social, governance sehingga dampaknya juga terasa langsung bagi masyarakat," ungkap Adjib dalam keterangannya, Selasa 26 November 2024.

Lebih lanjut Adjib menyampaikan bahwa pembangunan akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang, dengan masing-masing memiliki jadwal dan target penyelesaian yang berbeda. 

Untuk Jalan Tol Paltung Seksi I dan II, pekerjaan konstruksi dimulai pada bulan November 2024 dan direncanakan selesai dalam waktu 16 bulan, yang berarti ditargetkan rampung pada Februari 2026. Sementara itu, untuk Seksi III, pembangunan dimulai pada Oktober 2024 dan dijadwalkan selesai dalam waktu 12 bulan pada Oktober 2025.

BACA JUGA:Pembangunan Jalan Tol Bengkulu-Palembang Selesai, Mampu Pangkas Perjalanan Jadi 4 Jam

Sedangkan untuk Jalan Tol Betejam Seksi II, pekerjaan konstruksi dimulai pada Oktober 2024 lalu, dan diperkirakan akan selesai pada 2026. Sementara pembangunan Seksi II dilaksanakan menjadi 2 paket yakni Seksi IIA STA 61+680 sd 97+600 yang ditargetkan rampung pada April 2026 setelah 18 Bulan pengerjaan, dan Seksi IIB STA 97+600 sd 116+000 akan rampung pada Februari 2026 setelah 16 bulan pengerjaan.

Proyek ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh antarprovinsi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Dengan tersambungnya jalur ini, efisiensi logistik meningkat, dan distribusi hasil pertanian seperti karet, kelapa sawit, serta komoditas unggulan Sumatra lainnya akan lebih lancar.

Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional dan internasional. Selain itu, jalan tol ini juga mempermudah distribusi hasil pertanian lainnya, sehingga produk tersebut lebih cepat diterima oleh orang yang membutuhkan. Produk khas daerah seperti pempek Palembang, tempoyak, dan kerutup ikan dari Jambi juga diharapkan semakin mudah menjangkau pasar dan dikenal oleh masyarakat luas.

Pembangunan jalan tol ini juga akan menciptakan ribuan lapangan kerja, baik selama proses konstruksi maupun setelah operasional dimulai. Tidak hanya di sektor konstruksi, proyek ini memberikan peluang besar bagi tenaga kerja lokal di sektor jasa, transportasi, hingga pengelolaan rest area. Setiap rest area akan dilengkapi fasilitas yang mendukung pertumbuhan UMKM lokal, seperti kios makanan khas daerah yang menjadi daya tarik wisata kuliner. Adjib juga menyampaikan bahwa proyek ini dirancang untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

"Kami memastikan pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, sehingga dampaknya terasa langsung bagi masyarakat," imbuhnya.

Kehadiran rest area di sepanjang jalan tol akan menjadi motor penggerak pertumbuhan UMKM. Hingga lebih dari 70% ruang di rest area akan dialokasikan untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Hal ini membuka peluang bagi produk lokal, seperti kerajinan khas, makanan tradisional dan produk pertanian olahan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan meningkatnya mobilitas, potensi kunjungan ke UMKM lokal diperkirakan akan naik hingga 50%.

Selain manfaat ekonomi, proyek ini juga dilengkapi dengan infrastruktur canggih seperti Jembatan Balance Cantilever di Sungai Musi yang dilengkapi modul Structure Health Monitoring System (SHMS), hal ini berguna untuk memonito kesehatan struktur jembatan, memantau perubahan kekuatan struktur akibat beban yang bekerja secara real time baik saat proses konstruksi hingga masa operasional. Jembatan ini dirancang tidak hanya sebagai penghubung, tetapi juga ikon baru kemajuan infrastruktur di Sumatra.

Kategori :