Target DLH Kepahiang Gandeng Investor Masih Terkendala

Senin 02 Dec 2024 - 18:32 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Candra Hadinata

Radarkoran.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, dipastikan tidak mendapatkan DAK atau Dana Alokasi Khusus pada Tahun Anggaran (TA) 2025 nanti.

Padahal sudah sejak lama DLH Kepahiang mewacanakan pengadaan mobil mini angkutan sampah yang saat ini masih kurang, guna melakukan penanganan sampah-sampah, khususnya di wilayah pasar tradisonal atau pasar pagi di daerah ini.

Hal tersebut disampaikan Kepala DLH Kepahiang, Swifanedi Yusda, S.Hut pada Senin 2 Desember 2024. Menurut dia, tidak adanya DAK di tahun 2025 bukan lantaran pihaknya tidak mengusulkan, namun dikarenakan masih ada hal yang lebi diprioritas oleh pemerintah.

"Dengan demikian, karena tidak kebagian DAK tahun depan, tentu kami harus putar otak untuk merealisasikan rencana kerja agar terealisasi," paparnya.

Lebih lanjut dipaparkan oleh Swifanedi, alasan pihaknya tidak mendapatkan DAK, terkait dengan peningkatan infrastruktur untuk penanganan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), yang merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penetaan Ruang (PUPR). 

Meski demikian, antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kata Swifanedi, pihaknya selalu berkoordinasi untuk peningkatan infrastruktur pembangunan TPST di Kabupaten Kepahiang.

BACA JUGA:Pengelolaan Sampah TPS3R di Desa Bandung Jaya, Hasilkan Pupuk Kompos

"Tahun anggaran 2025 nanti, kami dari Dinas LH sama sekali tidak dapat DAK, baik yang berkaitan dengan peningkatan infrastruktur maupun pengadaan alat berat maupun kelengkapan untuk TPST lainnya. Soal infrastruktur ini sebenarnya adalah ranah Kementerian PUPR, kita juga sudah koordinasikan ke Dinas PUPR terkait usulan infrastruktur ini," jelas Swifanedi.

Menyangkut hal itu, dirinya memastikan tetap berupaya untuk melakukan penanganan sampah di Kabupaten Kepahiang, salah satunya adalah dengan upaya mendatangkan investor dari luar daerah.

"Hanya saja, untuk mendatangkan investor dari luar untuk melakukan penanganan sampah di daerah kita masih terkendala. Contohnya pengelolaan volume sampah di Kepahiang masih sangat minim dalam seharinya. Investor minta salam satu harinya volume sampah itu 1 ton, sementara hasil angkut sampah kita hanya dikisiran 5 sampai 7 kubik saja per harinya," ungkap Swifanedi.

Namun, meski demikian lanjut Swifanedi, pihaknya mengajak investor atau pihak ketiga tersebut untuk melakukan survei langsung melihat kondisi yang ada di daerah. 

"Tetap kita ajak untuk melihat kondisinya langsung di daerah kita, melakukan survei. Mengajak pihak ketiga atau investor melihat kondisi TPST," demikian Swifanedi.

Kategori :