Ikut Semut

Selasa 02 Jan 2024 - 18:04 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Ratusan ribu manusia diatur seperti itu. Bukan tutup jalan secara permanen. 

Pergerakan tentara itu sendiri menjadi bagian pertunjukan yang menarik di malam tahun baru. Saya pun menontonnya agak lama. Mas Tatang membuat videonya. 

Seorang tentara minta saya tidak berhenti di situ. Saya bilang: saya hanya ingin lihat Anda mengatur orang, bagus sekali. Ia pun sedikit tersenyum. Senyum tegas. Membiarkan saya dan mas Tatang di situ.

Lalu masuk Peace Hotel. Saya hafal lewat mana. Pernah bermalam di situ. Sering nonton Old Jazz-nya.

Kali ini saya tidak bisa masuk.

"Sudah penuh," kata petugas. "Tidak ada peluang sama sekali," tambahnya.

Ups. Ya sudah. Nonton pengaturan manusia saja. Di sepanjang jalan Nanjing Timur. Yang sudah seperti sungai besar dengan manusia sebagai air bahnya. Hanya bedanya, airnya mengalir dua arah.

Sesekali saya merogoh saku baju tebal. Mencari VCO. Sudah seperti pakai lipstik: minyak di dalamnya sudah membeku. Sejak di Beijing. Tidak pernah mencair lagi. Tinggal buka tutupnya, oleskan ujungnya ke bibir, ke pipi, ke punggung tangan. Lalu diusap-usap.

Bangun tidur, saya merasa tetap aman. Muka saya tidak dipenuhi semut.(Dahlan Iskan)

Kategori :

Terkait

Selasa 02 Jan 2024 - 18:04 WIB

Ikut Semut