Oleh : Riyan Hidayatulloh
BACAKORAN RK - Dikisahkan dalam kitab Irsyadul Ibad (hal. 155-156) pernah suatu ketika Nabi Sulaiman ‘alaihi salam mendapatkan perintah dari Allah ta’ala untuk pergi ke tepi laut (pantai), di sana akan menemukan suatu hal yang luar biasa. Setelah mendengar perintah tersebut, Nabi Sulaiman ‘alaihi salam berangkat menuju pantai beserta rombongannya, yang terdiri dari golongan manusia dan jin.
Sesampainya di pantai, Nabi Sulaiman melihat ke kanan dan ke kiri mencari tau apa yang terjadi di sekitarnya, teringat perintah Allah bahwasanya ia akan menemukan suatu hal yang luar biasa.
Beliau terus mencari tahu, menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, namun apa yang beliau lakukan belum bisa menjawab rasa penasaran yang ada dalam pikiranya. “Menyelamlah ke dalam laut, lalu katakan kepadaku apa yang kamu lihat di dalam sana,” pinta Nabi Sulaiman kepada Jin Ifrit.
Lalu Ifrit pun menyelam ke dalam laut, mencari tau apa yang terjadi di dalamnya. Beberapa waktu kemudian Ifrit muncul kedasar laut dan menghadap kepada Nabi Sulaiman.
“Wahai Nabi Allah sesungguhnya saya sudah menyelam ke dalam laut yang sangat dalam, saya mencari tahu apa yang terjadi ke sana dan kemari, namun saya tidak menemukan apa pun di dalam sana.” ucap Ifrit memberi informasi kepada Nabi Sulaiman.
“Menyelamlah ke dalam laut, lalu datanglah kepadaku serta beri tau apa yang sebenarnya terjadi” pinta Nabi Sulaiman kepada Ifrit yang lain untuk yang kedua kalinya. Menyelamlah Ifrit dan selang beberapa waktu Ifrit pun muncul dan menghadap kepada Nabi Sulaiman. Apa yang dikatakan Ifrit ini sama seperti perkatakann Ifrit yang pertama tadi.
Masih belum puas dengan apa yang dikatakan Ifrit, Nabi Sulaiman memerintahkan Asif Barkhiya untuk berdoa kepada Allah agar memberi tahu apa yang terjadi di dalam laut. Asif Barkhiya adalah menteri Nabi Sulaiman yang disebut di dalam Al-Qur’an pada Surat An-Naml ayat 40. Dia juga seorang waliyullah yang doanya diijabah oleh Allah.
“Beritahu kepadaku apa yang terjadi di dalam laut sana?” pinta Nabi Sulaiman kepada Asif Barkhiya.
Asif pun berdoa kepada Allah untuk menunjukan apa yang terjadi. Setelah Asif Barkhiya berdoa, tiba-tiba datang sebuah benda berbentuk kubah yang mempunyai empat pintu. Satu pintu terbuat dari batu intan, satu pintu terbuat dari batu yaqut, satu lagi terbuat dari batu intan putih, dan satunya lagi tebuat dari batu aquamarine (zamrud) hijau.
Semua pintu itu terbuka dan tidak ada satu tetes air pun yang masuk ke dalamnya, padahal benda tersebut berada di dalam laut yang sangat dalam sama seperti tiga kali perjalanan menyelamnya Ifrit yang pertama. Lalu, benda yang berbentuk kubah tersebut diserahkan kepada Nabi Sulaiman ‘alaihi sallam. Tiba-tiba, di dalamnya terdapat seorang laki-laki yang tampan, memakai baju yang serbaputih, dan bersih badannya.
Pemuda itu sedang melakukan shalat, lalu Nabi Sulaiman masuk ke dalamnya dan memberikan salam kepada pemuda itu. Pemuda itu pun mempercepat shalatnya dan menjawab salam Nabi Sulaiman.
“Sebab apa kau bisa berada di dasar laut ini?” tanya Nabi Sulaiman mengawali pembicaraan.
BACA JUGA:Bentuk Jati Diri Anak Lewat Permainan Tradisional
“Wahai nabiyallah, sesungguhnya bapak saya adalah seorang laki-laki yang lumpuh dan ibu saya adalah seorang wanita yang buta. Saya merawat keduanya selama tujuh puluh tahun. Saya merawat keduanya dengan penuh kasih sayang. Ketika ajal menjemput ibu saya, dan berdoa kepada Allah ‘Ya Allah, panjangkanlah umur anakku dalam keadaan selalu takwa kepada-Mu’ dan ketika ayah saya wafat dia berdoa kepada Allah ‘Ya Allah, tempatkanlah anakku ini di tempat yang tidak ditemukan oleh setan’,” cerita pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.