Ia jadi perdana menteri karena Trudeau mengundurkan diri --atas desakan partainya, Liberal, karena sudah dua periode.
Simbol penting lainnya: dalam perjalanan pulang dari Inggris nanti Carney akan transit di kota Iqaluit. Anda sudah tahu di mana Iqaluit: di pulau es kutub utara.
Kota Iqaluit masuk wilayah Kanada. Tapi letaknya bertetangga dengan pulau es lainnya yang lebih besar: Greenland. Anda pun memahami mengapa Carney ke Iqaluit: untuk memberi dukungan pada penduduk Greenland agar jangan mau dicaplok Donald Trump.
Itu sekaligus sebagai tanda bahwa Kanada juga menolak dijadikan negara bagian Amerika Serikat. Trump blak-blakan menginginkan itu. Trump selalu menyebut perdana menteri Justin Trudeau sebagai gubernur negara bagian ke-51 Amerika Serikat.
Memang, sejak Trump ingin mencaploknya mulai ada penduduk Kanada yang mengibarkan bendera Amerika. Tapi menurut hasil survey kurang dari 9 persen yang setuju dengan keinginan Trump.
Mungkin Trump hanya setengah bercanda: 80 persen ekspor Kanada adalah ke Amerika Serikat. Apa bedanya dengan sekalian saja menjadi negara bagiannya.
Tapi kalau pun itu canda, memang sangat menyakitkan para pemimpin Kanada. Pun sampai para gubernur mereka. Marah. Kesal. Ingin balas. Tapi kalau sampai Trump tetap mengenakan tarif bea masuk 25 persen alangkah guncangnya ekonomi Kanada.
Tentu Kanada beranggapan sebaliknya: Amerikalah yang akan guncang. Harga-harga bahan baku di Amerika akan naik. Baja. Alumunium. Susu. Gas. Apa saja.
Tapi Trump belum kelihatan surut. Tarif baru tetap akan berlaku tanggal 2 April depan. Trump yakin keguncangan di Amerika hanya akan sementara.
Amerika punya semua apa pun yang diimpor dari Kanada. Ini soal harga saja. Pasti naik. Tapi itu juga sekaligus menyenangkan produsen dalam negeri Amerika. Itu akan membuat perusahaan Amerika akan maju.
Tanggal 2 tidak lama lagi. Sayang kita tidak akan bisa memperhatikannya. Kita masih amat sibuk dengan urusan lebaran. Sebagian ada yang mau maaf memaafkan, sebagian lagi justru kian saling benci. Sampai ada yang mengatakan "sabar ada batasnya".(Dahlan Iskan)