Radarkepahiangg.bacakoran.co - Kantor Perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu memastikan ada dua Calon Jamaah Haji (CJH) di Provinsi Bengkulu gagal berangkat haji tahun ini.
Alasannya karena tidak memenuhi istithaah kesehatan. Sehingga pemberangkatannya harus ditunda pada musim haji selanjutnya pada tahun 2025.
Penanggung Jawab (PJ) Program Haji Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H. Kurniawan Arianto, S.KM, MPA mengatakan dari pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan hingga Jumat 26 Januari 2024 sudah ada dua CJH yang tidak memenuhi istitaah.
Kedua CJH tersebut tidak memenuhi syarat lantaran satu orang CJH (73 tahun), berjenis klamin perempuan berasal dari Lingkar Timur, Kota Bengkulu dinyatakan positif atau terindikasi tuberkulosis (TB) usai dilakukan pemeriksaan kesehatan bakteri tahan asam (BTA).
Sedangkan satu orang lainnya, CJH (80 tahun) berasal dari Kota Bengkulu mengalami cedera fraktur tungkai dengan komplikasi patah tulang bagian kaki.
"Kedua calon jamaah haji ini berasal dari Kota Bengkulu, dua-duanya tidak bisa ditawar lagi. Artinya, belum bisa berangkat pada musim haji tahun 2024 ini," kata Kurniawan.
Ia menambahkan, untuk CJH yang mengalami cedera patah tulang, setidaknya memerlukan waktu sekitar 6 bulan untuk istirahat pemulihan. Dengan melihat jangka waktu yang ada maka dipastikan keberangkatan haji akan ditunda dan dilakukan tahun 2025 mendatang. Begitupun dengan CJH yang positif TBC, namun akan dilakukan pemeriksaan kembali tahun depan apakah masih positif atau tidak setelah dilakukan pengobatan.
"Dua hal ini tidak bisa ditoleransi, sedangkan untuk penyakit-penyakit lainnya masih bisa dengan batas toleransi dan belum ditemukan yang terlalu signifikan," paparnya.
Lebih jauh Kurniawan mengatakan, hingga saat ini dari 1.636 CJH Provinsi Bengkulu, sebanyak 1.084 orang sudah terinput dalam aplikasi Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes).
"Proses penginputan tersebut sudah mencapai 70-80 persen. Target kita di akhir Januari ini, di tanggal 31 sudah harapkan 85 persen CJH bisa sudah terinput di sistem," imbuhnya.
Sementara itu, jika dilihat per wilayah, terdapat dua kabupaten yang masih belum melakukan penginputan melalui Siskohatkes yakni Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Lebong. Kabupaten yang belum menginput atau sedang dalam proses penginputan melalui Siskohatkes, CJH-nya belum bisa melakukan pelunasan biaya haji, karena belum mengantongi istithaah kesehatan. Sementara istithaah kesehatan merupakan syarat mutlak dalam melakukan pelunasan haji tahun 2024 ini.
"Dua kabupaten masih tersebut nol. Itu karena hasil pemeriksaan kabupaten baru keluar Senin - Selasa kemarin. Sementara item yang harus dilengkapi itu banyak, ada 10 tahapan, jadi membutuhkan waktu," jelas Kurniawan.
Dalam proses penginputan data di Siskohatkes sendiri, Kurniawan menyebut jika beberapa kabupaten juga sempat melakukan kesalahan penginputan. Seperti halnya pada kolom istitaah, tercatat banyak sekali CJH yang masuk ke sana. Beberapa kabupaten, juga sudah mengajukan perbaikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi, yang kemudian akan diajukan Dinkes Provinsi ke Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji).
"Aplikasi Siskohatkes tersebut merupakan aplikasi baru dan sosialisasinya juga baru dilakukan, sehingga masih banyak yang bingung. Salah penginputan saja, dan ternyata jika data sudah disimpan itu membuat aplikasi langsung terkunci oleh pusat. Akan sulit untuk mengubah. Saat ini sedang diproses pusat dan nanti akan dibuka lagi untuk diperbaiki datanya, ini sedang berproses," tutupnya.
Dan sebagai informasi, hingga Jumat 26 Januari 2024, dari pantauan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) sudah ada 409 CJH yang berhasil melakukan pelunasan. Terdiri, 224 CJH Kota Bengkulu, 38 CJH Bengkulu Utara, 13 CJH Bengkulu Selatan, 13 CJH Rejang Lebong, 22 CJH Seluma, 22 CJH Kaur, 13 CJH Kepahiang. Sementara tiga wilayah lainnya, masih nihil pelunasan. (gju)