Radarkoran.com - Pemkab Rejang Lebong melaui dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Rejang Lebong membuka pendaftaran siswa baru hingga Agustus 2025 mendatang untuk sekolah yang kekurangan murid.
Kepala Bidang (Kabid) pembinaan SMP Dinas Dikbud Rejang Lebong, Rionita, pendaftaran ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah siswa di sekolah yang mengalami kekurangan murid.
"Walaupun masa SPMB berakhir, bagi sekolah yang masih kekurangan murid baru, kami perbolehkan untuk membuka pendaftaran hingga bulan Agustus nanti," kata Reonita.
Ia menambahkan, maksimal pembukaan pendaftaran bagi sekolah-sekolah yang kekurangan pelajar ini akan dilakukan hingga pertengahan bulan Agustus 2025. Jika dilakukan lebih lama dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar mengajar dan administrasi pendidikan.
"Paling maksimal 15 Agustus, kita mengantisipasi jangan sampai anak-anak tidak bersekolah. Kenapa hanya sampai 15 Agustus, kalau lewat ditakutkan tidak terdata dalam dapodik," sampai Rionita.
BACA JUGA: Rusun ASN Segera Ditempati, Ini Prioritas Penghuninya
BACA JUGA:Curah Hujan Meningkat, BPBD Minta Masyarakat Waspada
Rionita menyebut, per akhir Desember sistem Dapodik akan ditutup dan menjelang waktu tersebut kerap mengalami gangguan jaringan dan sulit diakses karena digunakan oleh seluruh Indonesia. Sehingga untuk mencegah adanya hal yang tidak diinginkan maka pendaftaran siswa baru dibuka hingga Agustus khusus untuk sekolah yang kekurangan murid.
"Dapodik ini tidak melihat hari kerja, jika lewat waktu yang dientukan maka nggak bisa lagi. Jadi kita mencegah hal tersebut terjadi," ujarnya.
Selain memperpanjang SPMD di sekolah yang kekurangan murid, Dinas Dikbud Rejang Lebong juga menghimbau kepada orang tua wali murid yang belum mendapatkan sekolah untuk dapat menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang masih kekurangan murid.
"Murid yang belum mendapatkan sekolah kami arahkan ke sekolah-sekolah yang masih bisa dan masih ada daya tampungnya," imbuhnya.
Lebih jauh, persoalan kekurangan murid ini sudah sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Beberpa sekolah bahkan rutin menjadi sekolah yang kekurangan murid seperti SMPN 30, SMPN 35, SMPN 42 dan beberapa sekolah lainnya.
"Jumlah lulusan SD tidak semuanya masuk SMP, ada yang ke pesantren, MTS, keluar daerah dan bahkan ada yang putus sekolah. Jadi tetap ada sekolah yang kekurangan murid," tutup Rionita.