Radarkoran.com - Selama beberapa hari ke depan masyarakat di Provinsi Bengkulu khususnya di Kabupaten Kepahiang diimbau supaya lebih waspada dari ancaman bencana hidrometeorologi. Seperti tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan sejumlah jenis bencana lainnya. Lantaran pantauan BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang, masih ada potensi hujan lebat disertai petir terjadi di wilayah Kabupaten Kepahiang.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang, Anton Sugiarto mengungkapkan, untuk beberapa hari ke depan masih ada potensi terjadi hujan lebat disertai petir di wilayah Kabupaten Kepahiang. Dengan masih adanya potensi hujan tersebut, sehingga masyarakat Kepahiang diminta harus tetap waspada dari ancaman bencana hidrometeorologi.
"Kami mengimbau agar masyarakat di daerah ini hati-hati. Karena beberapa hari ke depan, masih ada potensi hujan lebat yang disertai petir. Yang artinya
bencana hidrometeorologi masih mengancam," kata Anton Sugiarto, Minggu 21 April 2024.
Dari pantauan BMKG Kepahiang, hujan berpotensi turun di wilayah Kabupaten Kepahiang kisaran pukul 10.00 WIB-13.00 WIB dengan intensitas lebat dandisertai petir. Selanjutnya, hujan juga berpotensi turun pada malam hari.
BACA JUGA:Ke Kabupaten Kepahiang, Tim Itjen Kemenag RI Lakukan Monitoring Bantuan
Masih dari pantauan BMKG, penyebab masih berpotensinya hujan turun lantaran ada sirkulasi siklonik dan daerah pertemuan angin. Selanjutnya, kelembaban udara yang cukup basah pada lapisan bawah hingga atas, serta labilitas udara yang cukup tinggi.
"Jadi, sejumlah faktor ini menyebabkan adanya potensi pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Bengkulu, termasuk di Kabupaten Kepahiang," terang Anton Sugiarto.
Belum lama memang sudah terjadi bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Kabupaten Kepahiang. Adalah jembatan konak banjir akibat meluapnya air dari saluran irigasi, ketinggian air mencapai 50 CM sehingga kendaraan roda dua tidak bisa melewati jembatan tersebut.
Kemudian, di RT 05 Kelurahan Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang, banjir menggenangi rumah warga setempat dengan ketinggian air mencapai 30 CM. Ada juga Klinik Bethesda yang tergenang banjir akibat luapan air dari jalan raya masuk ke dalam klinik dan merusak alat-alat medis.
Selanjutnya jalan penghubung Desa Nanti Agung ke Karang Endah juga tergerus air dan hampir putus. Di Dusun I Desa Imigrasi Permu mengalami longsor akibat tergerus air hujan. Selain itu juga terjadi tanah longsor di jalan baru Kelurahan Pasar Kepahiang.
Dengan intensitas hujan yang tinggi, semoga Kabupaten Kepahiang tak mengalami banjir bandang seperti yang terjadi April 2019 lalu. Bencana banjir kala itu menyapu Desa Tanjung Alam, Desa Air Hitam serta Desa Suro Bali. Waktu itu banjir membuat masyarakat banyak mengalami kegitian materi yakni 15 unit dapur rumah hanyut. Kemudian hewan ternak mati, 65 Ha lahan sawah rusak, dan 15 Ha kebun kopi terkena longsor.
BACA JUGA:Masih Berpotensi Hujan Seharian, BMKG Kepahiang Kembali Imbau Waspada Hidrometeorologi
Di Kabupaten Kepahiang sendiri dari total 8 kecamatan, 5 kecamatan di antaranya adalah rawan terjadi banjir yang tersebar di 13 desa. Yakni Kecamatan Bermani Ilir Desa Talang Pito, Desa Cinto Mandi, Kelurahan Keban Agung, Desa Air Raman, Desa Muara Langkap, dan Desa Kembang Seri.
Di Kecamatan Muara Kemumu ada Desa Taba Baru. Di Kecamatan Tebat Karai Desa Taba Saling. Selanjutnya Kecamatan Ujan Mas Desa Air Hitam, Desa Tanjung Alam, dan Desa Ujan Mas Bawah. Di Kecamatan Merigi berada di Desa Simpang Kota Bingin. Sementara untuk 3 kecamatan lain, yakni Kecamatan Kabawetan, Kecamatan Kepahiang, dan Kecamatan Seberang Musi masih bisa dikatakan masih aman dari bencana banjir sejauh ini.