BMKG Sebut Musim Kemarau 2025 Lebih Pendek

BMKG memprediksi musim kemarau 2025 lebih pendek--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Indonesia akan mengalami musim kemarau lebih pendek pada tahun 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, musim kemarau lebih pendek berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Dwikorita berdasarkan pemantauan dan analisis dinamika iklim global dan regional yang dilakukan BMKG hingga pertengahan April 2025.
"Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau," jelasnya dikutip dari laman resmi BMKG Sabtu 12 April 2025.
"Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," tambahnya.
Kenapa musim kemarau 2025 berlangsung lebih pendek?
Dwikorita menjelaskan, musim kemarau 2025 diprediksi berlangsung lebih pendek karena fenomena iklim global, seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD).
ENSO didefinisikan sebagai anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.
Sementara IOD adalah fenomena interaksi atmosfer-laut di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan anomali Sea Surface Temperature (SST) di pantai timur Afrika dan barat perairan Sumatera.
BACA JUGA: Ibu Hamil Wajib Tahu: 7 Kebiasaan Ini Buat Anak Lahir Sehat dan Cerdas
IOD dikuantikasi dalam DMI (Dipole Mode Index). Secara umum, DMI positif akan mempengaruhi penurunan curah hujan, sedangkan DMI negatif akan mempengaruhi peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat.
Berdasarkan penjelasan Dwikorita, ENSO maupun IOD saat ini berada dalam fase netral yang mengisyaratkan tidak adanya gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025.
Meski begitu, laporan BMKG menunjukkan, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal.