Radarkoran.com - Dari beberapa hari yang lalu, harga kopi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu kembali naik, setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan.
Saat ini harga kopi bertengger di angka Rp 55 ribu per Kilogram. Harga tersebut dianggap masih stabil.
Seperti diketahui, sebelumnya harga kopi sempat turun ke harga Rp 48 ribu per Kilogram. Sementara sebelumnya harga kopi pernah menyentuh angka Rp 68 ribu hingga Rp 70 ribu per Kilogramnya.
Ini turut dibenarkan H. Zurdi Nata yang merupakan salah satu toke kopi terbesar di Kabupaten Kepahiang.
BACA JUGA:Harga Biji Kopi Tinggi, Petani di Kepahiang Ramai Beli Mobil Pickup Seken
"Untuk update harga kopi di Kabupaten Kepahiang per Jum'at 9 Agustus 2024, masih tergolong stabil.
Dikatakan stabil bahkan naik, kalau harga tersebut dibandingkan dengan sepekan yang lalu," terang Zurdi Nata.
Dia melanjutkan, di gudang miliknya, harga kopi dibeli Rp 55 ribu per Kilogram. "Kalau di toke lain, saya kurang tahu. Yang saya sampaikan yakni harga kopi di tempat saya. Jadi kalau dibandingkan dengan harga kopi minggu lalu, memang ada sedikit kenaikan," ujar Zurdi Nata.
Lebih lanjut dijelaskan Zurdi Nata yang merupakan Wakil Bupati Kepahiang ini, update harga kopi di Kepahiang dengan nilai Rp 55 ribu ini bertahan selama 4 hari belakangan ini.
Belum dapat dipastikan apakah harganya akan kembali merangkak naik atau atau malah turun lagi.
"Kalau untuk harga Rp 55 ribu ini sudah terjadi sejak hari Selasa, bertahan sampai hari ini. Apakah kembali naik, saya juga tahu, karena harga kopi sudah mengikuti harga pasar dunia," singkat Zurdi Nata.
BACA JUGA:Harga Kopi Tinggi, Penjualan Motor Yamaha Meningkat 100 Persen
Untuk diketahui, sebagai besar petani di Kabupaten Kepahiang adalah petani kopi. Kenaikan harga kopi sejak beberapa bulan lalu terlihat sudah berdampak tehadap sebagian besar perekonomian petani di daerah ini. Bahkan petani kopi khususnya, sudah banyak membeli mobil pickup seken, yang digunakan untuk mengangkut hasil panen kopi.
Kemudian meningkatnya perekonomian warga di daerah ini pun terlihat dari meningkatnya penjualan sepeda motor di beberapa dialaer. Bahkan pihak dialer
mengaku bahwa banyak warga yang membli motor secara tunai, tidak lagi menggunakan sistem kredit.