Anggaran Hampir Rp 1 M, Berikut Fakta Lapangan Pipanisasi Dinas TPHP Provinsi Bengkulu di Kepahiang

PIPA : Inilah pipa yang dibangun pada proyek pipanisasi oleh Dinas TPHP Provinsi Bengkulu di Desa Pelangkian Kecamatan Kepahiang. --RYAN/RK

Radarkoran.com - Menggunakan uang negara yang nominalnya hampir menyentuh angla Rp 1 miliar, proyek pembangunan pipanisasi peningkatan jaringan irigasi persawahan di Kabupaten Kepahiang, yang dibangun oleh Dinas Tanam Pangan Holtikultura dan Perkebunan atau TPHP Provinsi Bengkulu, terkesan mubazir.

Bahkan warga sekitar, yakni warga Desa Pelangkian Kecamatan Kepahiang mengaku pipanisasi tersebut tidak bermanfaat bagi warga sekitar. Tidak hanya itu, 

Kepala Bidang (Kabid) PSP Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Deden saa dikonfirmasi oleh Radarkoran.com juga mengatakan, pipanisasu itu memang bukan untuk kepentingan warga.

Deden menyebutkan, pipa tersebut dipasang hanya untuk mengalirkan air ke Balai Benih yang juga berlokasi di Desa Pelangkian. "Iya memang bukan untuk masyarakat, itu air dialirkan untuk balai benih," ujar Deden.

Di sisi lain, warga Desa Pelangkian yang tidak ingin disebut namanya mengungkapkan kekesalannya atas pekerjaan milik Dinas TPHP Provinsi Bengkulu itu. Bukan tanpa alasan, pipa tersebut berfungsi, bisa dipastikan pihaknya tak lagi bisa memanfaatkan aliran air yang selama ini mengalir di irigasi yang sudah ada sebelum pemasangan pipa tersebut. 

Dengan kata lain, apabila air itu tidak bisa dimanfaatkan lagi oleh warga, maka artinya persawahan mereka pun juga tidak bisa dialiri air. "Setahu saya, saluran pipa tersebut juga tak berfungsi. Namun kalau berfungsi, kami tak lagi dapat memanfaatkan aliran air. Seharusnya dinas terkait sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu melaksanakan musyawarah dengan kami warga sebagai pengguna air tersebut," kesal warga. 

BACA JUGA:Bukan Satu Titik, Proyek Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Membuat Warga Kepahiang Kecewa

Sementara itu, berdasarkan pantauan Radarkoran.com di lapangan, proyek pipanisasi irigasi yang diperkirakan mencapai 1 Kilometer lebih itu sangat sedikit sekali dialiri air.

 Tak hanya mendapatkan protes warga, belakangan proyek ini juga dikeluhkan oleh pemerintah desa yang tidak memberikan azas manfaat untuk masyarakat setempat.

"Proyek tersebut diketahui bersumber dari anggaran negara. Sangatlah disayangkan apabila manfaatnya tidak diperuntukan bagi masyarakat. Ya dengan pemerintah desa juga tidak ada pamit ingin membangun itu. Kami tidak tahu adanya proyek pemasangan pipanisasi irigasi tersebut. Pihak pekerja proyek tidak pernah melaporkan ke desa," ujar Kades Pelangkian Sugandi.

Fakta di lapangan juga berhasil dihimpun Radarkoran.com, bahwa papan proyek sudah dirusak dan hanya meninggalkan tulisan dinas terkait saja. Dan juga ditemukan debit air di hulu sungai sangat kecil dan bak penampungan pertama sudah jebol, sehingga air tidak melewati pipanisasi. 

Selain itu, proses penanaman pipa juga diduga tidak maksimal. Di mana pipa yang seharusnya ditanam, justru berada sangat dangkal, sehingga debit air tak bisa melewati pipa yang tinggi daripada bak penampung. Lebih mirisnya lagi penyambung pipanisasi hanya diikat dengan karet ban bekas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan