Cuaca Ekstrem, Waspada Serangan DBD dan Malaria, Ini Tips Dinkes Kepahiang
INGATKAN : Kepala Dinkes Kepahiang, H. Tajri Fauzan mengingatkan masyarakat di daerah ini untuk waspada ancaman serangan DBD atau demam berdarah dengue dan malaria.--EPRAN/RK
Radarkoran.com- Diketahui bersama jika saat ini wilayah Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dan sekitarnya sedang dilanda cuaca ekstrem atau musim penghujan. Sebab itu seluruh masyarakat tanpa terkecuali diingatkan untuk waspada serangan DBD atau demam berdarah dengue.
Terlebih sebelumnya Kabupaten Kepahiang dilanda cuaca yang panas dan sekarang tiba-tiba diguyur penghujan. Kondisi cuaca yang terjadi sekarang rentan akan serangan DBD yang bisa menyerang kesehatan. Ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si. Dia juga menerangkan tips menghadapi peralihan cuaca yang kerap mengundang sejumlah penyakit, salah satunya penyakit malaria dan DBD.
"Beberapa hari ini turun hujan di Kepahiang, setelah musim kemarau panjang. Jadi kita harus waspada dengan beberapa jenis penyakit yang umum terjadi saat peralihan musim seperti ini di antaranya DBD dan malaria," ujar Tajri, Sabtu 23 November 2024.
Menurut Tajri, penyakit malaria dan DBD memang lebih kerap muncul pada peralihan cuaca seperti sekarang ini. Sebab cuaca seperti ini membuat sejumlah ruangan menjadi lembab yang mana memicu berkembangnya nyamuk pembawa penyakit malaria dan DBD. Karena masyarakat diminta waspada serangan penyakit ini.
BACA JUGA:Iuran BPJS PBI Nunggak, Dinkes Kepahiang Pastikan Tetap Aktif
Bahkan masyarakat juga diingatkan untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar rumah. Pastikan tidak ada tumpukan sampah ataupun genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk berkembang biak.
Dijelaskan pula, sebagai upaya yang efektif, masyarakat bisa menerapkan 3 M atau Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang. Selanjutnya membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta mengubur wadah yang dapat menampung air. Selain itu, harus mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi, dan tidur menggunakan kelambu. "Pada intinya, untuk menghindari DBD dan malarian ini masyarakat harus PHBS serta tidur dengan menggunakan kelambu," demikian Tajri.
Sekadar menguals, umumnya seseorang akan mengalami tanda-tanda DBD dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak, hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit.
Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke-3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat.