Berat Mesin Cetak Uang Palsu hingga 3 Ton, Begini Cara Pelaku Membawanya
Mesin pencetak uang palsu di dalam lingkungan UIN Alauddin Makassar.--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Mesin cetak uang palsu yang ditemukan di dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ternyata seberat tiga ton.
Mesin cetak uang palsu asal China tersebut dibeli seharga Rp 600 juta di Surabaya. Awalnya mesin cetak uang palsu tersebut berada di rumah pribadi sejak tahun 2010 silam, hanya saja sepanjang perjalanan akhirnya dibawa ke dalam Kampus UIN Alauddin Makassar hingga akhirnya terbongkar oleh pihak kepolisian.
Bahkan sekarang, dalam kasus cetak uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, pihak kepolisian sudah menetapkan 17 tersangka. Tidak berhenti sampai disitu, sekarang pihak kepolisian juga masih melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut untuk memastikan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Ternyata dalam proses memindahkan mesin cetak uang palsu dari rumah pribadi ke dalam Kampus UIN Alauddin Makassar tidaklah mudah. Pemindahan mesin cetak uang palsu seberat tiga ton tersebut dikomandoi oleh tersangka, AI yang merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Bahkan ketika proses pemindahan ke ruangan Kampus UIN Alauddin Makassar security/satpam setempat sempat bertanya, namun dijawab mesin itu merupakan mesin cetak buku.
BACA JUGA:Kasus Cetak Uang Palsu, Polisi Temukan Deposito dan SBN Rp 745 Triliun
Bahkan, ada juga kecurigaan saat mesin itu berbunyi dan dijawab lagi itu merupakan proses pencetakan buku. Hingga akhirnya praktik ilegal di Kampus UIN Alauddin Makassar terungkap oleh pihak kepolisian.
Kapolres Gowa, AKBP. Reonald Simanjuntak, tidak mudah untuk memasukan mesin seberat tiga ton ke dalam kampus UIN Alauddin Makassar tepatnya di ruangan Perpustakaan.
Mesin cetak uang palsu dimasukan ke dalam kampus saat malam hari. Ruang penyimpanan mesin cetak uang tersebut berukuran 2x4 meter persegi.
Untuk mengurangi dari suara mesin cetak uang tersebut, ruangan diberikan peredam suara dengan menggunakan gipsum yang di dalamnya ada gabus.
"Memang awalnya, suara mesin itu terdengar. Bahkan beberapa staf sempat bertanya. Tapi, para tersangka menjawab lagi cetak buku, sehingga berhentilah kecurigaan pada saat itu," ungkap Kapolres Reonald.
Sebelumnya, dari hasil penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap praktik cetak uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, sejauh ini 17 tersangka sudah ditetapkan.
Total 17 tersangka yang telah ditetapkan dalam kasus dugaan cetak uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, dalam menjalankan aksinya mempunyai peran masing-masing.
Dalam kasus ini juga diketahui, jika mesin cetak atau alat cetak uang palsu asal China dan dibeli di Surabaya, serta bahan kertas untuk mencetak uang palsu ini didatangkan dari Tiongkok. Untuk praktik cetak uang palsu yang berlangsung di Kampus UIN Alauddin Makassar ternyata sudah berjalan sejak 2010 lalu.