Harga Kopi Masih Stabil, Musim Panen Diprediksi April-Juni 2025

Sub Koordinator Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan Bidang Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri--GATOT/RK

Radarkoran.com - Dinas Tqnaman Oangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu menyebut hingga awal tahun 2025, harga biji kopi di Provinsi Bengkulu masih bertahan di tingkat yang tinggi dan stabil. 

Di awal tahun ini, harga menembus harga Rp 125 ribu per kilogram (kg) untuk kopi jenis Green Bean Arabica. Sedangkan biji kopi jenis Robusta berkisar Rp 90 ribu per kg untuk petik merah dan Rp 60 ribu per kg untuk petik asal.

"Kita lihat harga kopi tahun ini masih membuat petani kita berjaya," kata Sub Koordinator Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan Bidang Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Yuhan Syahmeri. 

Yuhan menyebut, tingginya harga kopi ini dipengaruhi oleh peningkatan kualitas hasil panen dan para petani telah menjaga kualitas buah kopi yang dipetik, terutama dengan memprioritaskan petik merah dengan kualitas kematangan buah sempurna.

"Harga biji kopi tahun ini cukup stabil, baik untuk Robusta maupun Arabica. Stabilitas ini juga menunjukkan bahwa permintaan terhadap kopi Bengkulu masih tinggi," tambah Yuhan.

Selain biji kopi, harga komoditas turunan seperti bubuk kopi juga mencatat stabilitas harga yang baik. Kopi Robusta premium dalam bentuk bubuk dihargai Rp 190 ribu per kilogram, sedangkan kualitas asalan dipatok di Rp 120 ribu per kilogram. Untuk Arabica, harga bubuk premium mencapai Rp 250 ribu per kilogram.

"Mudah-mudahan tahun ini komoditas kopi cukup jaya. Yang jelas, para petani komoditi perkebunan kita cukup puas dengan kondisi yang ada," sampai Yuhan.

BACA JUGA:Terkesan Makan Angin, Dewan Koordinasikan Realisasi Program MBG

Untuk diketahui, wilayah dengan produksi kopi tertinggi pada tahun lalu di wilayah Bengkulu tercatat berada di Kabupaten Rejang Lebong. Nilai produksi komoditas kopinya mencapai angka 750 kilogram per hektare untuk jenis Robusta dan 640 kilogram per hektare untuk jenis Arabica.

Dan pada tahun 2025 ini produksi kopi diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

"Untuk panen kopi kita diprediksi April sampai Juni 2025," ujar Yuhan. 

Dengan kondisi harga yang stabil dan kualitas yang terus dijaga dengan baik, kopi dari Bengkulu terus menjadi komoditas unggulan yang mendukung perekonomian para petani kopi di wilayah tersebut, serta ikut andil dalam meningkatkan perekonomian daerah. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan