Kemenag Buka Universitas Islam Siber untuk Guru Madrasah

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi. --FOTO/NET

BACAKORAN RK - Kementerian Agama (Kemenag) kembali membuat terobosan, sebagai upaya membantu guru-guru yang berada di berbagai daerah. Apa? Kemenag membuka Universitas Islam Siber atau Cyber Islamic University yang bertujuan membantu para guru, terutama di pelosok yang selama kesulitan mengakses perkuliahan. Semua perkuliahan akan dilakukan secara digital.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi mengungkapkan, program tersebut membuat guru madrasah di mana pun berada bisa tetap melanjutkan ke perguruan tinggi, karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital. Inung, panggilan akrab Ahmad Zainul Hamdi menerangkan, ada ribuan guru madrasah di pelosok-pelosok daerah, yang sekarang membutuhkan afirmasi pendidikan lanjutan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. 

Menurut dia, di antara mereka ada yang berada di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses. hingga biaya. Padahal, mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun.

"Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses sivitas akademikanya di mana saja mereka berada. Seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus, sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital," kata Ahmad dalam keterangannya, Kamis (16/11).

Universitas Islam Siber sekarang telah dibangun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kampus ini dibangun, salah satunya berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk Seoul Korea Selatan yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan sibernya. 

Selain menjangkau guru-guru yang berada di pelosok negeri, papar Inung, ke depan pendirian Universitas Islam Siber ini juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama. "Ini kami siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah, namun kualitas tetap terkontrol," terangnya.

BACA JUGA:Ketum FGHNLPSI: Semoga Tahun Ini Milik Guru P1, jadi PPPK dan Lulus Tes PPG

Ada 9 studio di UIN Syekh Nurjati dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Masih bersama dengan Inung, kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak dua tahun lalu dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serba digital. 

Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Ditjen Pedidikan Islam Kemenag, Thobib Al-Asyhar juga mengatakan, pendirian kampus siber ini merupakan salah satu program prioritas Kemenag. "Kampus Siber ini didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, serta perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital," ucapnya. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan