Di Bengkulu, Setelah Lebaran Dinkes Catat 698 Kasus Penyakit Tifus

PENYAKIT : Dinkes Provinsi Bengkulu catat ada 698 kasus penyakit --GATOT/RK

Radarkoran.com- Di Bengkulu, setelah lebaran Dinkes catat 698 kasus penyakit tifus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat hingga Minggu ke-11 di tahun 2025 ini atau setelah lebaran sudah ada 698 kasus penyakit tifus atau demam tifoid terjadi di wilayah Bengkulu. 

"Penyakit tifus atau suspek demam tifoid jumlah kasusnya dari minggu pertama sampai Minggu ke-11 sudah tercatat 698 kasus. Jumlah itu adalah jumlah yang rawat jalan di Puskesmas dan rumah sakit," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian. 

Ia menuturkan, penyakit tifus atau tifoid ini disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan, terutama infeksi pencernaan di usus bagian bawah yaitu usus halus. 

"Penyakit tifus atau tifoid ini cukup berbahaya apabila tidak ditangani. Karena dia disebabkan oleh bakteri Salmonella, jadi sangat berbahaya apabila tidak diobati," tambahnya. 

Disebutkan, adapun faktor penyebab penyakit tifus atau tifoid, hampir sama dengan penyakit diare akut. Yakni karena faktor makanan yang terkontaminasi dengan bakteri. Makanan terkontaminasi tersebut seperti makanan basi, makanan yang tidak bersih atau bersih tapi tidak tertutup dan tidak aman dari binatang pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.

BACA JUGA:Aspri Istimewa Asal Bengkulu Dijemput Langsung Presiden Prabowo

"Penyakit tifus atau tifoid ini penularannya melalui binatang, bukan seperti influenza yang melalui pernapasan atau melalui udara," sampainya. 

Ia juga menambahkan, pengobatan penyakit tifus atau tifoid harus dibawa ke dokter fasilitas kesehatan karena harus dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Selain itu menurutnya, seseorang yang sudah pernah terkena penyakit tifus atau tifoid juga rentan untuk terkena kembali. Sehingga perlu melakukan upaya antisipasi dengan menjaga kebersihan makanan, kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi. 

"Kita juga harus selalu menerapkan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan Germas atau gerakan masyarakat," tambah Ruslian. 

Beberapa Germas yang bisa dijalankan oleh masyarakat dalam upaya mengantisipasi penyakit tifus atau tifoid. Seperti cuci tangan pakai sabun kemudian sebelum makan ataupun setelah beraktivitas, kemudian makan buah dan sayuran yang cukup serta berolahraga secara teratur, serta memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan secara rutin. 

"Penykit tifus atau tifoid ini sangat mudah mencegahnya dengan cara itu," singkat Ruslian.

Untuk diketahui, penyakit tifus, atau demam tifoid (typhoid fever), adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Tipes dapat memengaruhi banyak organ tubuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diobati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan