Bupati Rachmat Akan Sanksi Kepsek SD jika Masih Ada Siswa yang Tidak Bisa Membaca

MENYOROTI : Bupati Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Rachmat Riyanto menyoroti masih adanya siswa SD kelas V yang belum bisa membaca. --CANDRA/RK
Radarkoran.com - Bupati Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Rachmat Riyanto, ST, M.Ap terus menyoroti sektor pendidikan sejak awal kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di daerah ini. Sambil fokus memperbaiki gedung maupun fasilitas sekolah lainnya, Bupati Rachmat pun turut menyoroti kualitas para pendidik dan murid, terutama pelajar Sekolah Dasar atau SD.
Lebih-lebih, beberapa waktu lalu saat mengunjungi SDN 23 Bengkulu Tengah, Bupati Rachmat menemukan ada salah satu siswa kelas V yang belum bisa membaca. Kondisi ini katanya, membuat dirinya merasa sangat miris.
"Iya, saya menemukan ada satu siswa kelas V SD yang belum bisa membaca. Tentu saja kondisi ini membuat saya sangat miris. Ya padahal belum seluruh SD saya datangi, kalau saya cek semua, bisa jadi masih ada lagi siswa yang belum bisa membaca," sesal Bupati Rachmat.
Oleh karena itu, Bupati Rachmat mewanti para kepala sekolah untuk melakukan pengecekan terhadap setiap siswa di Kabupaten Bengkulu Tengah, terkait kemampuan baca tulis. "Nanti akan saya cek, sudah dijalankan apa belum perintah saya ini oleh para Kepsek," ujarnya.
BACA JUGA:4 Poktan Sawit di Bengkulu Tengah Dapat Bantuan Pupuk Rp 5,5 Miliar
"Bagaimana cara saya melakukan pengecekannya, tidak perlu tahu. Yang jelasnya, kalau ada siswa lulusan SD dan akan masuk SMP, ditemukan masih ada yang tidak bisa membaca, saya akan evaluasi Kepseknya sebagai sanksi. Ya harus bertanggungjawab, siswa harus mampu membaca dan menulis, sebab ini tugas dasar pendidik," tegas Bupati Rachmat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi membenarkan masih ada siswa SD kelas V di daerah ini yang belum bisa membaca. Atas temuan ini, kata Tomi, dirinya menekankan kepala sekolah hingga guru di sekolah tersebut untuk bertanggungjawab.
"Jadi ke depan setiap penerimaan siswa baru SMP, seluruh calon siswa SMP akan dites baca tulis, apabila ditemukan ada yang tak bisa baca maka kepala sekolah SD asal akan kami berikan sanksi," sampai Tomi.
Lebih lanjut Tomi mengatakan, ada banyak penyebab masih ada sisiwa SD kelas V tidak bisa membaca. Penyebab paling utama yakni kurangnya bimbingan orangtua. "Orangtua siswa kami itu bekerjanya di kebun jarang pulang ke rumah. Orangtuanya nginap di kebun, mereka pulang setiap Sabtu. Ya bimbingan terhadap anak untuk belajar nyaris tidak ada," papar Tomi.
Penyebab lainnya, tambah Tomi, ada guru di Bengkulu Tengah yang berdomisili di Kota Bengkulu. Sehingga ketika guru bersangkutan tiba di sekolah sudah siang, murid-murid jadi terbengkalai dan guru kurang fokus mengajar.
"Untuk itulah, ada kebijakan pak bupati yang mewajibkan semua ASN Bengkulu Tengah supaya berdomisili di Bengkulu Tengah sebagai solusi untuk hadapi persoalan ini. Kemudian, kami dari dinas akan terus mengontrol kinerja para guru," demikian Tomi.