Pemerintah Kabupaten Kepahiang Maksimalkan Sarana dan Prasarana Pendukung ANBK
IKUTI : Siswa-siswi peserta didik di Kabupaten Kepahiang melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).--REKA/RK
Radarkepahiang.bacokoran.co - Pemerintah Kabupaten Kepahiang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kepahiang mengupayakan melengkapi sarana prasarana pada satuan pendidikan.
Pasalnya, saat pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) pada jenjang SD dari total 100 sekolah, terdiri dari 81 sekolah yang melaksanakan secara mandiri dan 19 sekolah masih menumpang karena keterbatasan sarana dan prasarana elektronik.
Demikian disampaikan Kadis Dikbud Kabupaten Kepahiang, Nining Fawely Pasju, S.Pt, MM, Jum'at 26 Januari 2024. Terbatasnya sarana prasarana elektronik tersebut menyebabkan sekolah terkendala dalam melaksanakan ANBK.
Asesmen Nasional Berbasis Komputer yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Para pelajar maupun tenaga pendidik mesti mengetahui dengan baik pelaksanaan ANBK agar prosesnya berjalan dengan lancar.
Untuk itu, perlu diketahui mengenai informasi mendasar terkait ANBK. Berikut ini informasi terkait ANBK seperti dihimpun dari laman resmi Kemendikbud RI.
"Saat ini masih ada satuan pendidikan dengan kondisi belum memadai, tidak hanya ketersediaan meubeler, tapi juga komputer dan sarana pendukung lainnya. Kita berupaya ke depan melengkapi sarpras pendukung ANBK ini," kata Nining.
Dijelaskan Nining, sebenarnya Dinas Dikbud telah mengajukan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk melengkapi sarana prasarana tersebut. Hanya saja belum diakomodir, lantaran penyebab sekolah belum memenuhi syarat untuk menerima bantuan tersebut.
"Salah satunya seperti satuan pendidikan dengan jumlah siswa kurang dari 60 orang, serta syarat administrasi lainnya sehingga belum bisa mendapatkan alokasi DAK," kata Nining.
BACA JUGA:Cegah Bullying SMPN 2 Seberang Musi Lakukan Pembinaan Karakter Siswa
Lebih lanjut, Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah asesmen yang menggunakan komputer secara daring dan semi daring sebagai media untuk menampilkan dan menjawab soal. Program ini merupakan evaluasi yang dibentuk oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan. ANBK dijalankan dengan memotret masukan, proses, dan luaran dari pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
"ANBK tidak hanya menyorot pada peserta didik saja, program ini menitik fokuskan tujuannya untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Kemendikbud telah menetapkan ANBK sejak tahun 2021 sebagai pengganti dari Ujian Nasional sekaligus penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan," jelas Nining.
Oleh karena itu, ANBK sendiri tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu melainkan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang telah disebut sebelumnya yakni berupa input, proses, dan output.
Potret layanan dan kinerja dari hasil evaluasi melalui ANBK ini kemudian menjadi cerminan untuk mempercepat perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Sederhananya, Asesmen Nasional merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah.
"Ada tigas instrumen asesmen nasional berbasis komputer Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi itu menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan. Kemampuan literasi dan numerasi ini bukan berarti mengalihkan fokus dari mata pelajaran. Kemampuan ini justru akan membantu murid untuk mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis atau kuantitatif. Survei karakter yang dirancang untuk mengukur pencapaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Profil Pancasila itu terdiri dari Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Instrumen ketiga ANBK dilakukan dengan cara survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah," tutup Nining.