Bom Bunker

----DISWAY

Oleh: Dahlan Iskan

 

Israel memang sudah bisa menghancurkan dua fasilitas pengembangan nuklir Iran. Israel juga sudah membunuh ahli-ahli nuklir negara Islam itu. Tapi Israel belum berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terpenting. Yang di Fordow. Yang letaknya 150 meter di bawah tanah pegunungan tandus.

Lokasi Fordow di selatan Qom, kota sucinya golongan Syiah. Waktu saya ke Qom, belum tahu kalau untuk ke Fordow hanya memerlukan waktu satu setengah jam perjalanan darat.

Qom sendiri berada di selatan Teheran. Dari ibu kota Iran hanya perlu waktu perjalanan 1,5 jam. Bandara Teheran berada hampir di tengah-tengah antara Teheran dan Qom. Karena itu, waktu itu, saya dari bandara ke Qom dulu, baru ke Teheran.

Mengapa Israel lebih banyak menyerang Teheran --di samping satu kali menyerang instalasi gas di pantai Teluk Parsi? Mengapa bukan menyerang Qom? Atau Fordow?

Pasti Israel sangat ingin menghancurkan Fordow. Tapi tidak punya kemampuan. Satu-satunya yang bisa menghancurkan Fordow adalah Amerika Serikat. Itu karena Amerika memiliki bom khusus untuk sasaran bunker. Karena itu Israel sangat menginginkan Amerika melakukan itu.

Berbagai pihak di Amerika sudah mengingatkan Presiden Donald Trump: Iran tidak punya senjata nuklir. Program nuklir Iran adalah nuklir untuk non senjata.

Salah satu tokoh yang mengingatkan Trump itu: Tulsi Gabbard. Dia bukan sembarang orang. Gabbard adalah direktur intelijen nasional Amerika Serikat. Trump sendiri yang mengangkatnyi untuk jabatan itu.

Pangkat Gabbard letnan kolonel. Umurnyi 44 tahun. Hobinyi: yoga. Fanatik yoga. Cantik. Lima 'i'. Agamanyi: Hindu. Nama depan Tulsi sendiri adalah nama dewa Hindu.

Saat bertugas di Medan perang Iraq, Gabbard bercerai. Alasannyi: tingkat stres di medan perang membuatnyi harus bercerai. Sepuluh tahun kemudian dia kawin lagi dengan direktur perfilman.

Di depan Kongres Amerika pun Gabbard sudah menegaskan: Iran tidak punya senjata nuklir. Dan ayatullah Ali Khamenei tidak pernah menyetujui nuklir untuk pembunuh masal.

"Dia itu salah," komentar Trump atas pendapat Gabbard itu beberapa hari lalu. Tentu suka-suka Trump mau ngomong apa saja.

Apakah komentar itu ada hubungannya dengan rencana penyerangan ke Fordow?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan