Jebakan U-dab

----DISWAY
Oleh: Dahlan Iskan
Kuliah di mana?
"U-dab“.
Anda pun sudah tahu di mana itu ''U-dab''. Saya ke kampusnya Selasa pekan lalu. Di teater auditoriumnya.
Mahasiswa di sana mengadakan forum pertemuan: mengundang saya yang lagi bersama Bonek-Bonita di Perth, Australia Barat.
Saya hitung yang hadir: hampir 50 orang --mayoritas kuliah untuk meraih gelar master dan doktor. Di berbagai bidang. Asal mereka juga dari banyak daerah, termasuk beberapa dari NTT.
''U-dab'' memang singkatan yang tidak bisa dijelaskan dengan satu kalimat. Lengkapnya: University of Western Australia. Western Australia biasa disingkat WA. ''W'' dibaca ''double u''. Maka pengucapannya menjadi University of Double U A. ''U-dab''.
Saya sengaja tidak mau ceramah. Ini forum intelektual. Saya yakin mereka pun seperti saya –bosan mendengarkan ceramah. Maka saya ajak mereka diskusi. Saya hanya memberi pengantar pendek dua hal: mengapa saya ke Perth –ikut rombongan Bonek-Bonita. Anda sudah menonton live-nya di Indosiar –kapan itu.
Pengantar satunya lagi: diaspora di luar negeri tidak perlu punya perasaan ingin ''sok'' pengabdi ke negara. Lalu ingin cepat-cepat pulang dengan alasan ingin mengabdi itu. Padahal mereka belum tahu apa yang konkret yang akan mereka abdikan.
Keinginan mengabdi ke negara kenyataannya justru bisa jadi beban negara. Maka lebih baik tetap di luar negeri. Setelah sukses Anda bisa menjadi kekayaan Indonesia di luar negeri --sebagai network berharga bagi negara. Itu juga pengabdian besar.
Seorang calon doktor ekonomi angkat bicara. Asalnya dari pedalaman pulau Timor, NTT. Tinggi. Ganteng.
Saya bertanya apakah berarti ia dari kabupaten yang kemiskinan dan stunting-nya sangat tinggi dan sulit diatasi itu. Betul.
Ia juga membenarkan ada budaya lokal yang menjadi penghambat utama keluar dari stunting dan kemiskinan. Kini ia jadi calon doktor di ''U-dab''. Bidang ekonomi pula.