Melihat Peluang di Tengah Gelap, Cerita Disabilitas Tembus Pasar Modal

Tutus saat menjadi pembicara di Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025, di Jakarta, beberapa waktu lalu.--FOTO/ANTARA

Perluasan Akses

Cerita Tutus dan Toviyani menggambarkan bahwa akses terhadap pasar modal kini semakin terbuka bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Namun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kesenjangan masih lebar. Hanya 24,3 persen penyandang disabilitas usia di atas 15 tahun yang memiliki rekening bank pada 2023.

Penyandang disabilitas juga masih memiliki akses yang terbatas terhadap kredit dan pembiayaan dari lembaga keuangan formal, hanya 14 persen dari rumah tangga dengan penyandang disabilitas yang memiliki akses ke kredit. Kondisi ini memperlihatkan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengakui bahwa masih banyak penyandang disabilitas yang belum bisa mengakses sektor keuangan.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi industri jasa keuangan antara lain pada proses administrasi dasar seperti tanda tangan dan pembukaan rekening. “Misalnya, bagaimana orang yang tidak bisa melihat bisa meniru tanda tangannya sendiri,” ujarnya.

Sebagai solusi, OJK menerbitkan POJK Nomor 22 Tahun 2023 yang menegaskan tanggung jawab pelaku jasa keuangan untuk mendukung penyediaan layanan khusus bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia. Regulasi ini mencakup penyediaan formulir dalam huruf braille, fitur aplikasi yang memperhatikan kebutuhan disabilitas, jalur landai, antrean prioritas, pegawai terlatih, hingga ATM khusus penyandang disabilitas. Salah satu program unggulannya adalah Tuntas, yakni “Satu Rekening, Satu Disabilitas” untuk memperluas inklusi keuangan nasional.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan bahwa pasar modal Indonesia terus mengusung semangat inklusivitas. BEI juga mendorong seluruh anggota Bursa untuk mendukung inklusivitas ini. Artinya, teman-teman disabilitas bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat secara umum, dan saat ini sudah banyak fasilitas yang disediakan untuk mereka agar bisa ikut menjadi investor di pasar modal Indonesia.

Semangat tersebut sejalan dengan nilai-nilai kampanye “Aku Investor Saham” yang diusung BEI, yaitu Kebanggaan, Inklusivitas, dan Kemajuan. Kebanggaan, setiap individu tanpa memandang kondisi fisik memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi bagian dari kemajuan ekonomi bangsa. Inklusivitas, pasar modal Indonesia terus berupaya membuka akses dan layanan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Dan Kemajuan, setiap langkah kecil dari investor, termasuk penyandang disabilitas, turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang mandiri dan berdaulat bagi Indonesia.

 

Investasi untuk Semua

Jurnalis senior dan pegiat sosial Andy F Noya menilai bahwa investasi di pasar modal sejatinya adalah kegiatan inklusif yang bisa diakses oleh siapa pun.

"Investasi di pasar modal itu inklusif, ini milik semua orang termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas," ujarnya.

Sebagai Ketua Komite Mata Nasional, Andy kerap bertemu penyandang tunanetra yang tetap produktif dengan bantuan teknologi. Menurut dia, sekarang sudah banyak aplikasi yang membantu teman-teman tuli, buta, untuk beraktivitas sehari-hari. Keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi seseorang untuk bisa mensejahterakan dirinya melalui pasar modal.

Perjalanan Tutus dan Toviyani menunjukkan bahwa inklusi bukan slogan semata, tetapi hak konstitusional. Pasal 28H UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 menjamin kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Prinsip No One Left Behind juga menjadi semangat dalam dunia keuangan dan investasi Indonesia.

Mewujudkan ekonomi yang mandiri, berdaulat, dan inklusif bukan hanya soal pertumbuhan angka, tapi tentang memastikan tak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Pasar modal yang tanpa batas bukan hanya milik investor besar, tapi juga mereka yang berjuang dalam keterbatasan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan