Panggung Budaya Perayaan P5, SMAN 2 Kepahiang Tonjolkan Prosesi Adat 'Hasen Bekulo'

TAMPIL : Pertunjukkan 'Hasen Bekulo' dalam prosesi pernikahan adat Rejang yang ditampilkan oleh pelajar kelas X SMAN 2 Kepahiang, di dalam acara puncak P5 pada Kamis 29 Februari 2024.--SUHAI/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Puncak dari perayaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal serta kewirausahaan, SMAN 2 Kepahiang lebih menonjolkan prosesi adat dengan tajuk 'Hasen Bekulo' dalam arti Melayu Berasan. 

Kegiatan yang berlangsung meriah tersebut digelar pada Kamis 29 Februari 2024 di Panggung Budaya sekolah setempat dan diikuti pelajar kelas X, yang terbagi dalam kelompok Market Day kewirausahaan dan kelompok kearifan lokal. Baik kewirausahaan maupun kearifan lokal, menampilkan dengan penuh maksimal.

Kepala SMAN 2 Kepahiang, Novi Yupensi, S.Pd, M.Pd menjelaskan, dalam pagelaran tersebut ada berbagai kesenian tradisional yang ditampilkan Bhinneka tunggal ika mengangkat konsep Anti Bullying, dan pentas tari kejei asli Rejang. Selain itu digelar juga prosesi perasanan adat Rejang yang dilambangkan sekapur sirih sebagai pembuka obrolan. 

Kemudian dilanjutkan dengan dari tegur sapa dalam bahasa Rejang antara pihak pengantin perempuan dan laki-laki. Selanjutnya dengan pelamaran diakhiri dengan menentukan hari acara pernikahan.

BACA JUGA:Expo Produk Kelas XII dan Panen Karya P5 Kelas X dan XI SMAN 2 Kepahiang, Meriah

Dalam kegiatan berasan ini menghadirkan Ketua Adat seperti BMA, tokoh Agama serta para pemuka. Kegiatan yang dikemas layaknya proses perasaan yang sebenarnya.

"Kegiatan ini merupakan puncak dari implementasi Projek P5 gabungan dari 2 tema, yakni tema kearifan lokal dan kewirausahaan. Semuanya dijadikan satu prosesi karena saling sinkron," katanya.

Novi menerangkan, dipilihnya prosesi pernikahan secara adat Rejang karena hal tersebut kini mulai ditinggalkan dan harus di lestarikan dari generasi ke generasi selanjutnya. Pihaknya juga mengapresiasi terhadap persembahan dari para pelajar. Pasalnya para pelajar tampil luar biasa dalam proyek tersebut.

"Sebetulnya kita bebas memilih jenis kearifan lokalnya. Namun ketika kita berkoordinasi dengan pimpinan proyeknya. Kita merasa anak sekarang banyak yang tidak paham dengan adat dan mulai banyak yang meninggalkan. Sehingga kita pilih pernikahan adat, sekaligus menyesuaikan passion dari peserta didik. Ini juga masih dalam perdana penerapan P5 di sekolah kita. Ke depan kita berusaha lebih bagus dan lebih meriah lagi," paparnya.

BACA JUGA:P5 SDN 1 Kepahiang Terapkan Kearifan Lokal Budaya Adat Rejang

Lebih lanjut Novi menuturkan, tema lainnya yakni kewirausahaan mengangkat konsep 'Olahan berbahan dasar Pepaya' dan beragam stik keripik kue cake pepaya, minuman segar, dan ada juga siswa-siswi menampilkan makan kekinian anak muda masa kini.

Karena pendidikan saat ini pelajar dituntut untuk memiliki keahlian dan akhirnya mereka nantinya bisa berwirausaha sendiri, sesuai tujuan sebenarnya P5 diterapkan di sekolah.

"Kita berharap dengan berbagai implementasi program P5 yang telah diajarkan, para peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan juga skill yang bisa digunakan di masa yang akan datang.

 Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi para pelajar kedepannya, terlebih mereka baru kelas sepuluh, yang tentunya bisa menjadi modal mereka di kemudian hari," pungkas Novi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan