Harga Kopi Robusta di Kepahiang Bisa Tembus Rp 70 Ribu per Kilogram, Tapi Ini Syaratnya
KOPI : Inilah kopi robusta yang ada di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.--EPRAN/RK
Radarkoran.com - Harga kopi robusta di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu bisa tembus hingga Rp 70 ribu per Kilogram. Tetapi untuk mencapai harga tersebut, petani harus memenuhi beberapa persyaratan. Hal tersebut diungkapkan salah satu toke terbesar di daerah ini, H. Zurdi Nata.
Kepada Radarkoran.com, Zurdi Nata yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Kepahiang menerangkan, untuk bisa dihargai hingga Rp 70 ribu per kilogram maka kopi robusta yang dijual harus berkualitas bagus dan ramdemennya mencapai 90 persen.
"Kopi robusta petani Kabupaten Kepahiang harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 70 ribu, asalkan randemennya tinggi, kisaran diangka 90 persen. Untuk saat ini randemen kopi robusta di Kabupaten Kepahiang ini masih dikisaran 82 sampai 83 persen. Makanya, harganya masih bertahan di Rp 65 ribu perkilo," terang Zurdi Nata.
Lebih lanjut dijelaskan Zurdi Nata, rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat buah kopi segar dengan berat kopi beras.
BACA JUGA:Harga Kopi Robusta di Kepahiang Masih Stabil, Segini Harganya
Semakin banyak rendemen yang dihasilkan, maka semakin sedikit kehilangan biji kopi pada saat pengolahannya. Randemen ini mempengaruhi harga jual kopi tersebut. Karena itu, jika randemennya sudah mencapai 90 persen, maka harga kopi akan semakin mahal.
"Yang jelasnya dengan harga Rp 65 ribu per Kilogram pada saat ini, harga kopi robusta di Kabupaten Kepahiang sudah terbilang tinggi. Lantaran, selama ini harga kopi robusta di Kabupaten Kepahiang hanya berkisar diangka Rp 20 ribuan saja per Kilogramnya," jelas Zurdi Nata.
Untuk diketahui, kenaikan harga kopi yang cukup signifikan tak terkecuali di Kabupaten Kepahiang telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Tidak pelak kondisi ini membuat sumringah para petani kopi, terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang sedang tidak menentu sekarang. Bahkan untuk menjaga buah kopi dari pelaku pencurian, para petani kopi di Kabupaten Kepahiang rela menginap di kebun.
Salah satu penyebab kenaikan harga kopi yang terus terjadi akhir-akhir ini, karena produksi kopi dunia masih kurang. Disebabkan kejadian tahun 2021 lalu, terjadi fros atau hujan salju di negara brazil yang menyebabkan produksi kopi negara tersebut turun hingga 50 persen. Padahal Brazil merupakan negara penyumbang kopi dunia terbanyak.
BACA JUGA:Harga Terbaru Kopi Robusta Kepahiang Masih Bertahan Rp 65 Ribu per Kilogram
Brazil merupakan negara penghasil 40 persen kopi dunia. Karena kondisi produksi kopi brazil menurun, diperkirakan kenaikan harga kopi di negara - negara lain, termasuk Indonesia akan terus terjadi hingga tahun depan.