Lebih Mahal dari Emas, Kemendikbudristek Targetkan Jalur Rempah Menjadi Warisan Dunia UNESCO

Pada tahun 2017 lalu, Kemendikbudristek sudah menginisiasi pengusulan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO--FOTO/NET

BACAKORAN RK - Pameran bertajuk Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia” di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta resmi dibuka, Sabtu (9/12). Dalam pameran besutan Museum dan Cagar Budaya (MCB) atau Indonesian Heritage Agency (IHA) ini, berangkat dari gagasan untuk menarasikan ulang sejarah perjalanan dan perdagangan rempah nusantara.

Menceritakan mengenai proses penyebarannya yang sudah terjadi, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan pencarian dan ekspedisi rempah ke wilayah Nusantara.

Rempah menyebar melampaui batas ruang dan waktu. Rempah ditemukan di dalam tubuh maupun makam raja-raja Mesir Kuno dari abad ke-13 SM hingga hadir dalam sepiring hidangan yang kita nikmati hari ini.

Indonesia sendiri melahirkan berbagai jenis rempah raja misalnya cengkih, pala, dan cendana yang menjadi komoditas utama. Pada masanya, komoditas rempah-rempah ini bernilai lebih mahal dari emas.

Banyaknya artefak, catatan sejarah, dan keunikan budaya dari masa lalu menggambarkan aktivitas masa lampau masyarakat Nusantara yang membangun jalur perdagangan global yang disebut dengan Jalur Rempah (Spice Routes).

Jalur rempah punya nilai sejarah sangat penting, yang bisa menjadi wawasan berguna untuk perkembangan perdagangan global. Pada tahun 2017 lalu, Kemendikbudristek sudah menginisiasi pengusulan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO. 

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengungkapkan, sejarah Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata bahwa diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara-bangsa.

"Jalur Rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global," kata Hilmar, Sabtu (9/12).

BACA JUGA:Pengumuman Hasil Seleksi PPPK 2023, Ini Bocoran untuk Honorer K2

Hilmar melanjutkan, upaya pengajuan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia UNESCO ditargetkan dapat tercapai pada 2024. Keberhasilan upaya ini akan membutuhkan usaha bersama untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, memelihara, serta mengedukasi generasi mendatang tentang pentingnya Jalur Rempah. 

Pameran ini menghadirkan enam instalasi utama yang terdiri atas Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan