Petani Kabawetan Bertahan Kembangkan Cabai Merah Keriting

CABAI : Kebun cabai keriting milik Widodo di Kabawetan yang harganya masih bertahan Rp 25 ribu di tingkat petani.--YUS/RK

Radarkoran.com - Sejumlah petani di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, bertahan mengembangkan pertanian tanaman cabai merah keriting. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar lokal Bengkulu.

 

"Saya mengembangkan tanaman cabai merah keriting karena permintaan pedagang pasar di sejumlah daerah di Bengkulu cukup tinggi. Terlebih, pengaruh dari musim kemarau di beberapa wilayah di Sumatera," kata Widodo seorang petani di Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan kepada Radarkoran.com, Jum'at 6 September 2024.

 

Pengembangan tanaman cabai merah keriting itu seluas 5.000 meter dan dipastikan panen pada Oktober-November 2024,. 

Masa panen benih unggul cabai merah keriting dari jenis Sikupai Padang itu usia 85 hari setelah tanam, hingga mencapai 120 hari bisa dipanen.

BACA JUGA:Pilkada 2024, Ini Pesan Ketua PDM Kepahiang

 Dipilihnya benih unggul cabai merah dari Sumatera Barat itu tahan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman.

 

"Saya berharap tanaman cabai merah keriting ini dapat dipanen dan menguntungkan dengan kisaran harga Rp 40 ribu per Kilogram," katanya.

 

Menurut Widodo, diperkirakan produksi cabai merah keriting dari lahan seluas 5.000 meter bisa mencapai tiga ton.

 

Seandainya kata dia, harga rata-rata mencapai Rp 40 ribu per Kilogram, maka bisa menghasilkan pendapatan Rp 120 juta.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan