Ini yang Terjadi Jika Anak Kekurangan Protein
Kekurangan protein--FOTO/TANGKAPAN LAYAR
Radarkoran.com - Protein termasuk dalam makronutrien, yaitu nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh. Semua kalangan membutuhkan nutrisi ini, terutama anak-anak untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jika anak kekurangan protein, tentu akan ada dampak buruk yang terjadi. Apa saja efeknya?
Manfaat protein pada anak sangat berlimpah. Sebaliknya, jika ia kekurangan nutrisi yang satu ini, berbagai masalah kesehatan bisa terjadi.
Berikut beberapa kondisi yang terjadi akibat kekurangan protein pada anak.
1. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi parah yang terjadi ketika anak tidak mendapat cukup kalori, termasuk lemak, karbohidrat, dan protein.
Anak dengan penyakit ini akan kehilangan lemak dan otot tubuhnya sehingga mereka tidak mungkin tumbuh seperti anak normal lainnya.
BACA JUGA: Ini Daftar Sayuran yang Menandung Protein, Cocok untuk Diet
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi parah akibat kekurangan protein dalam tubuh. Sama seperti marasmus, penyakit ini rentan terjadi akibat kekurangan suplai makanan, terutama di negara-negara yang sangat miskin atau yang dilanda bencana.
Sementara di negara maju, kwashiorkor biasanya terjadi akibat kasus pelecehan anak, penelantaran anak yang parah, atau anak menderita penyakit yang bisa menyebabkan malnutrisi.Pada penderita kwashiorkor, gejala utama yang muncul umumnya berupa pembengkakan di bawah kulit (edema) di bagian tubuh tertentu, terutama kaki dan wajah.
3. Marasmic kwashiorkor
Kekurangan protein pada anak juga bisa menyebabkan marasmic kwashiorkor. Marasmic kwashiorkor sindrom gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Artinya, kwashiorkor dan marasmus pada anak terjadi secara bersamaan.