Tahun 2025, Program BSPS di Bengkulu Tengah Belum Ada Kepastian
Kadis Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Bengkulu Tengah, Samsul Bahri menerangkan, pihaknya masih menunggu kuota pasti BSPS tahun 2025. --FOTO/DOK
Radarkoran.com - Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang disebut dengan program bedah rumah, sampai dengan memasuki akhir Januari 2025 ini belum ada kepastian di Kabupaten Bengkulu Tengah. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah, yang sedang dihadapkan dengan wacana refocusing anggaran menyesuaikan dengan program pemerintah pusat.
"Untuk tahun 2025 ini tetap ada program bedah rumah, tetapi kita belum tahu lebih lanjutnya, lantaran masih ada pemangkasan atau perubahan anggaran kembali APBD 2025. Jadi, kami juga masih menunggu. Dengan kata lain, ya program BSPS 2025 belum ada kepastian untuk kuotanya," jelas Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Bengkulu Tengah, Samsul Bahri.
Ditambahkan oleh Kadri selaku Plt. Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Bengkulu Tengah, wacana awal ditargetkan 15 rumah yang akan masuk dalam program bedah rumah atau BSPS tahun 2025. Namun, kata dia, jumlah ini masih bisa berubah.
"Kalau ditahap perencanaan awal, baru ada 15 rumah yang akan masuk program BSPS. Namun tetap tidak menutup kemungkinan nanti bisa ada perubahan, bisa berkurang ataupun ada penambahan. Untuk titik-titik atau lokasi rumah yang masuk program ini, kami belum tahu di mana. Yang jelas anggarannya itu berasal dari APBD," paparnya.
BACA JUGA:Bertaraf Nasional, Pembangunan RSUD Bengkulu Tengah Tahap Lelang
Kadri melanjutkan, untuk satu rumah akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 20 juta. Rinciannya untuk material Rp 17,5 juta dan upah tukang Rp 2,5 juta.
Dia juga menjelaskan, program BSPS atau bedah rumah ini sebenarnya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang mempunyai rumah sendiri tapi membutuhkan perbaikan menjadi rumah layak huni.
"Sebenarnya bedah rumah ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah bukan untuk masyarakat berekonomi ekstrem dan nama programnya ini BSPS. Tapi kebanyakan orang itu menyebutnya program bedah rumah. Ya sebenarnya itu beda. Kalau bedah rumah itu dari nol sampai menerima kunci, nah kalau BSPS ini masyarakat yang terdata itu punya rumah dan mau berswadaya, baik itu berbentuk material maupun tenaga pekerjanya," demikian Kadri.