Dempo Xler : Kolaborasi Atasi HIV/AIDS
Duta HIV/AIDS saat melakukan audensi dengan Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler, Jumat (17/11)--GATOT/RK
BENGKULU RK - Mengingat jumlah kasus yang terus mengalami peningkatan, pemerintah daerah diminta agar dapat berkolaborasi dengan semua pihak untuk mengatasi penyakit Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Provinsi Bengkulu. Tercatat pada tahun 2022, sebanyak 1.224 orang telah terjangkit penyakit HIV/AIDS.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler, S.Ip, MM usai menerima audensi Anggota Duta HIV/AIDS Provinsi Bengkulu, Jumat (17/11) di ruang Rapat Komisi kantor DPRD Provinsi Bengkulu.
"Kita minta pemerintah berkolaborasi dengan banyak pihak, dengan teman-teman mahasiswa, teman-teman duta, agar mensosialisasikan dan mengatasi agar tidak lagi tumbuhnya HIV/AIDS itu. Kalau mungkin mau menzerokan kayaknya susah ya, tapi minimal tidak lagi tumbuh dan target kita 2030 Bengkulu nol kasus," tutur Dempo.
Ia menekankan, permasalahan HIV/AIDS tidak bisa disepelekan, sehingga pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, diharapkan lebih peka terhadap masalah ini. Apalagi saat ini sejumlah sektor di Provinsi Bengkulu, seperti kesehatan dan ekonomi, sedang tumbuh. Namun dilain sisi angka HIV/AIDS juga ikut bertumbuh. Hal ini tentu menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
"Kalau data menyebutkan ada 1.224 kasus sekian harus dicek terlebih dahulu kebenaran datanya. Serta upaya pencegahan penularan HIV/AIDS juga harus dilakukan secara masif," sampai Dempo.
Dempo memaparkan, penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui darah dan hubungan seksual, baik sejenis maupun berbeda jenis. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus peka terhadap masalah ini agar angka penularan HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu dapat diminimalisir dan langkah-langkah pencegahan yang efektif sangat diperlukan dapat dioptimalkan.
"Fungsi pemerintah baik gubernur, bupati dan walikota mesti peka akan hal ini. Kalau datanya seribuan tapi kalau tidak diatasi akan terus meningkat, sehingga perlu antisipasi yang cepat," tutur Dempo.
Optimalisasi penanganan HIV/AIDS ini merupakan salah satu upaya menciptakan generasi emas tahun 2045 tidak terhambat oleh meningkatnya kasus HIV/AIDS.
"Jangan sampai gara-gara HIV/AIDS yang terus meningkat ini, nantinya malah berdampak pada upaya menciptakan generasi emas tahun 2045," singkatnya.
Sementara itu, Duta HIV/AIDS Provinsi Bengkulu, M. Febian, mengungkapkan, menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 1.224 pada tahun 2022 lalu. Jumlah tersebut kemungkinan terus bertambah. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam menekan angka penularan HIV/AIDS.
"Angka tersebut akan terus bertambah jika tidak ada upaya penanganan. Maka dari itu kita mendorong seluruh pihak dapat berperan aktif dalam menekan angka penularan HIV/AIDS," tutupnya.