Perumnas di Kepahiang Longsor, Satu Rumah Terdampak, Siapa yang Bertanggung Jawab, Developer atau Pemkab?

LONGSOR : Salah satu longsor yang terjadi di salah satu Perumnas di Kabupaten Kepahiang akibat hujan lebat yang berlangsung beberapa hari belakangan ini.--EPRAN/RK

Radarkoran.com - Akibat hujan lebat yang terjadi di Kabupaten Kepahiang Provinsi belakangan ini, menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah titik. Diketahui sedikitnya 2 longsor terjadi di wilayah Perumahan Nasional (Perumnas). 

Di antaranya Perumnas Barokah Perdana yang berada di Desa Kute Rejo dan di  Perumnas Raflesia Kelurahan Dusun Kepahiang. Namun belum diketahui secara pasti siapa yang bertanggungjawab atas bencana yang terjadi di wilayah Perumnas ini, apakah developer atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang.

Untuk Perumnas Barokah Perdana Desa Kute Rejo terjadi longsor susulan yang menyebabkan 1 unit rumah terdampak, serta sekeliling rumah di Perumnas tersebut juga berpotensi longsor susulan. 

Sementara di Perumnas Raflesia Kelurahan Dusun Kepahiang, sedkitnya 2 rumah yang terdampak longsor. Sejauh ini belum terlihat ada tindak lanjut penanganan terkait longsor yang terjadi, baik dari developer atau Pemkab. Sedangkan untuk pemerintah sendiri baru sebatas pemberian bantuan kedaruratan saja.

BACA JUGA:Lagi, Perumnas Grya Asri 01 Bogor Baru Banjir dan Sejumlah Titik Lainnya di Kepahiang

Dikonfirmasi Kamis 11 April 2024, Plt. Kepala BPBD Kepahiang, Hendra, ST mengatakan, terkait dampak bencana yang terjadi di Perumnas tidak hanya tanggung jawab Pemkab saja. Melainkan tanggung jawab bersama seperti dunia usaha, masyarakat dan pemerintah termasuk di dalamnya, jika Perumnas yang longsor tersebut sudah diserahkan ke Pemkab.

"Seluruhnya harus ada peran, baik masyarakat, dunia usaha (Perumnas itu sendiri, red) maupun pemerintah. Khusus pemerintah, jika terjadi bencana dipastikan akan hadir. Walaupun belum melakukan penanggulangan, ya paling tidak memberikan bantuan kedaruratan. Karena untuk pembangunan ada anggaran yang harus disediakan," jelas Hendra.

Yang jelas, sambung Hendra, berkaitan dengan longsor di wilayah Perumnas, Pemkab hingga masyarakat dan developer hadir serta berperan. Apalagi jika Perumnas tersebut masih mempunyai sangkutan dengan pihak bank. Namun lanjutnya, tidak diketahui secara pasti apa saja perjanjian antara masyarakat yang terdampak dengan pihak bank ketika melakukan akad kredit.

"Kembali kami sampaikan untuk Perumnas yang terdampak bencana seperti longsor, bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat maupun dunia usaha atau developer yang bersangkutan juga hadir melakukan penanggulangan" demikian Hendra.

Untuk diketahui, BPBD Kepahiang mencatat sedikitnya ada 6 peristiwa yang terjadi di Kabupaten Kepahiang akibat dari terjangan hujan badai yang terjadi pada Senin 08 April 2024 lalu.

Pertama, jembatan Sempiang Air meluap dari saluran irigasi dan menggenangi jembatan dengan ketinggian mencapai 50 CM, sehingga kendaraan roda dua tidak bisa melewati jembatan tersebut, dan banyak kendaraan terjebak banjir sehingga mati mesin.

BACA JUGA:Perumahan di Kute Rejo Kepahiang Longsor Lagi, Warga Ketakutan

Selanjutnya di RT 05 Kelurahan Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang, air menggenangi rumah warga atas nama Dedi dengan ketinggian air 30 CM. Hal ini dikarenakan tidak ada saluran pembuangan sehingga air tidak bisa mengalir.

Kemudian ada Klinik Bethesda yang turut tergenang hujan yang meluap dari jalan raya masuk ke klinik dan merusak alat-alat medis. Ada jalan penghubung Desa Nanti Agung ke Karang Endah juga tergerus air dan hampir putus.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan