Investor Pasar Modal di Bengkulu Tumbuh 22 Persen
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu sebut investor pasar modal di Bengkulu terus tumbuh--GATOT/RK
Radarkoran.com - Ditengah ketidakstabilan perekonomian global dalam beberpa waktu terakhir, kinerja pasar modal yang ada di Indonesia menunjukan tren yang positif. Begitupun di Bengkulu, jumlah investor pasar modal wilayah Provinsi Bengkulu masih menunjukkan pertumbuhan positif secara year on year (yoy).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu mencatat, pada triwulan pertama 2024 jumlah investor saham di Provinsi Bengkulu hingga Maret 2024 sebanyak 28.195 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,49 persen.
"Pada bulan Februari 2024 jumlah investor pasar modal sebanyak 27.574 dan tumbuh sebesar 22 persen pada bulan Maret," kata Kepala OJK Bengkulu, Tito Adji Siswantoro, Minggu 19 Mei 2024.
Ia menambahkan, jumlah investor pasar modal tersebut setiap bulannya mengalami peningkatan. Begitupun dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN (Surat Berharga Negara) yang masing - masing tumbuh sebesar 18,71 persen dan 21,59 persen.
BACA JUGA:Jalan Putus, Akses Lebong-Rejang Lebong Lumpuh Total
"Nilai kepemilikan saham di Provinsi Bengkulu posisi Maret 2024 mencapai Rp310,55 miliar atau tumbuh 33,96 persen. Sedangkan untuk nilai transaksi saham pada Maret 2024 mencapai sebesar Rp 192,44 miliar turun dari tahun sebelumnya sebesar -4,95 persen," tutur Tito.
Sementara itu, jika melihat dari sisi Dana Pensiun di Provinsi Bengkulu, posisi Januari 2024 terdapat peningkatan secara yoy dengan jumlah Investasi sebesar 7,58 persen menjadi Rp114,38 miliar dan Nilai Aset sebesar 7,31 persen menjadi Rp116,33 miliar.
Kemudian untuk penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bengkulu juga mengalami pertumbuhan yang positif. Tercatat untuk penyaluran kredit Bank Umum pada bulan Maret 2024 mencapai Rp28,17 triliun atau tumbuh 7,12 persen.
"Sedangkan pertumbuhan kredit BPR dan BPRS mencapai 25,09 persen," ujar Tito.
BACA JUGA:Buka Pameran Bulan Merdeka Belajar Tahun 2024, Gubernur Rohidin Berikan Pesan Ini
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kredit Investasi, Konsumsi dan Modal Kerja masing-masing sebesar 21,93 persen, 4,27 persen dan 3,86 persen. Jika berdasarkan sektornya, terdapat tiga sektor yang tumbuh cukup tinggi yaitu disumbangkan oleh sektor untuk kepemilikan peralatan rumah tangga sebesar 5,63 persen, pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 12,38 persen, dan sektor Pemilikan Rumah Tinggal sebesar 1,43 persen.