Radarkoran.com - Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELDI) UNIB dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bengkulu menggelar Acara Tular Nalar 3:0: Akademi Digital Lansia (Lanjut Usia) bertempat di Gedung Daerah Provinsi Bengkulu.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah yang membuka secara langsung kegiatan Tular Nalar menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan yang dihadiri para Lansia tersebut. Ia menilai kegiatan yang diselenggarakan sangat berdampak positif, khususnya bagi para Lansia yang memanfaatkan teknologi informasi dimasa tua mereka.
"Pagi ini saya menghadiri kegiatan Tular Nalar dari jaringan penggiat literasi digital kepada para Lansia. Mereka sebenarnya friendly juga dengan dunia maya, dunia digital. Ini tidak bisa dipungkiri karena informasi di media sosial ini kan berkembang pesat sekali, jadi sangat disayangkan jika kita jadi korban berita bohong atau hoax," kata Gubernur.
Gubernur Rohidin menyebut, melalui kegiatan tular nalar para peserta yang berpartisipasi akan mendapatkan literasi yang baik dalam pemanfaatan dunia digital. Sehingga nantinya tidak menjadi korban berita bohong, penipuan seperti investasi bodong, hingga judi online.
BACA JUGA:Harga Tomat Anjlok, Kagama Bengkulu Bagikan 3 Ton Tomat Gratis
"Kadang-kadang kalau kita tidak hati-hati akan membahayakan diri kita sendiri. Dan kalau ini kita sebarkan juga kepada orang lain, artinya kita masuk dalam jaringan yang membuat kerusakan ditengah masyarakat, saya kira membahayakan sekali. Jadi pelatihan tular nalar ini sangat penting sekali," ujar Gubernur Rohidin.
Sementara itu, Ketua JAPELDI Bengkulu, Lisa Adhrianti menyampaikan, ada sekitar 100 orang Lansia dari berbagai komunitas masyarakat yang mengikuti kegiatan pelatihan tular nalar.
"JAPELDI adalah penyelenggara kedua setelah Mafindo Bengkulu. Jadi kemarin Mafindo Bengkulu telah menyasar mahasiswa di UMB dan kita menyasar komunitas yang belum menjadi sasaran pelatihan akademi komunitas Lansia seperti kelompok bioenergi, kemudian dari PKK, serta ada juga perwakilan dari BKMT Al Hidayah dan dari Muslimat NU," kata Lisa.
Ia menambahkan, Lansia menjadi sasaran pelatihan tidak ada pertimbangan khusus. Hanya saja kegiatan yang dilaksanakan ditujukan pada massa yang potensial, dan giliran Lansia yang menjadi sasaran pelatihan.
"Sebenarnya kami ingin semuanya tercover, tapi mungkin Insya Allah di kegiatan selanjutnya," imbuhnya.
Lebih jauh dikatakan Lisa, dari data statistik menyebutkan jika harapan hidup lansia Indonesia saat ini meningkat, sehingga perlu perhatian kepada lansia di era digital saat ini. Hal ini mengingat banyak kasus-kasus penipuan-penipuan yang dialami oleh para lansia.
BACA JUGA:98 PPPK Pemprov Bengkulu Formasi 2023 Segera Dilantik
"Kalau kita bicara lanjut usia kan usia 50 tahun ke atas. Banyak sekali hal-hal yang harus dilakukan untuk mengedukasi Lansia ini terkait dengan digitalisasi, karena perangkat handphone itu kan sudah akrab dengan para lansia. Jadi mereka dibekali bukan hanya bisa mengoperasikan kan, tapi juga bisa mengenali isu-isu yang tidak sesuai atau berita-berita bohong, sehingga tidak mudah terpancing. Karena kejadian-kejadian buruk yang menimpa para lansia itu merupakan efek dari tidak adanya literasi atau minimnya literasi," papar Lisa.
Dengan alasan tersebut, JAPELDI bersama Mafindo merangkul komunitas di berbagai daerah di Indonesia untuk diberikan pemahaman literasi digital, bukan hanya bagi anak muda tapi bagi para Lansia.
"Lansia itu usia produktif mereka kan sudah habis dan pekerjaan mereka juga sudah kurang, jadi permainan mereka kebanyakan melalui perangkat digital, untuk menghibur mereka itu adalah perangkat digital. Tapi mereka juga masih memerlukan tingkat edukasi atau literasi digital yang yang tinggi, dan itu harus terus dilakukan sampai dengan saat ini," sampai Lisa.