High Level Meeting Penguatan Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan

Kamis 19 Sep 2024 - 09:27 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama jajaran menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang mengangkat tema "Sinergi dan Kolaborasi Mendorong Penguatan Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan Periode Akhir Tahun 2024" pada Rabu, 18 September 2024 bertempat di Balai Raya Semarak Bengkulu

Pertemuan yang dipimpin langsung Gubernur Rohidin Mersyah ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana, beserta jajaran forkopimda Pemprov Bengkulu, pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu serta pihak terkait lainnya.

"Hari ini kita rapat High Level Meeting pengendalian inflasi. Kita bersyukur dalam 2 bulan 3 bulan terakhir angka inflasi kita sudah pada posisi melandai. Biasanya kan selalu di atas angka 3, sekarang pada posisi sudah pada angka 2 koma sekian. Ini sudah angka yang terkendali, disamping diikuti juga dengan pertumbuhan ekonomi juga baik," ungkap Gubernur Rohidin saat diwawancarai usai kegiatan.

Ia menambahkan, dalam rapat yang dilakukan ada beberapa hal yang bersifat prinsip yang dibahas dan dijadikan sebuah keputusan terkait dengan pengendalian inflasi di wilayah Bengkulu. Seperti halnya mengatasi alih fungsi lahan, ketersediaan irigasi, pengelolaan sawah, hingga pengelolaan pascapanen.

BACA JUGA:69 KPM Warga Desa Kota Agung Terima Bantuan Pangan Beras

"Pengolahan gabah pascapanen terhadap gabah yang dihasilkan oleh petani. Ini juga akan sangat berpengaruh terhadap inflasi, terutama bahan pangan berupa beras," imbuhnya.

Kemudian terkait persoalan perbaikan areal sawah yang kekurangan pengairan agar tidak terjadi alih fungsi lahan, Gubernur Rohidin menyebut akan bekerjasama dengan pihak PLN untuk mengakomodir para petani terhadap kebutuhan listrik untuk menghidupkan mesin pompanisasi. Hal ini untuk menekan angka pengeluaran petani yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan pompa.

"Pompanisasi itu kalau menggunakan BBM terasa mahal sekali. Jadi sudah ada kesepakatan kalau memang areal persawahannya cukup memadai, kemudian mesin pompanya kita sediakan, PLN bersedia membuka jaringan listriknya," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, menyatakan bahwa penurunan angka inflasi saat ini harus dilakukan secara gotong royong dan dengan kerja sama yang baik dari seluruh unsur. Ia menilai sudah banyak inovasi dan langkah-langkah positif yang telah diambil Pemprov Bengkulu dan jajaran dalam pengendalian inflasi di wilayah ini.

BACA JUGA:Turunkan Inflasi Daerah, TPID Diminta Perkuat Kerjasama Pemenuhan Komoditas Pangan

"Kita bergotong royong dan melakukan pengendalian inflasi ini secara bersama-sama, Kita juga sama-sama membuat program inovasi yang tidak sekedar untuk pengendalian inflasi konvensional, tapi sudah mengaplikasikan atau mengadaptasi dari yang lain, dan kita coba perbaiki. Mudah-mudahan hasilnya bisa optimal," ujar Wahyu.

Kategori :