Miliki Kandungan Gula Tinggi, Kental Manis Bahaya Bagi Balita.

Kamis 26 Sep 2024 - 09:37 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Kental manis memiliki kandungan gula/glukosa  lebih tinggi dibandingkan dengan protein, sehingga membahayakan bagi balita. Bahkan jika dikonsumsi secara rutin terhadap balita maka berpotensi akan berdampak signifikan terjadinya stunting.

Hal ini disampaikan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) Bengkulu saat orientasi kader Aisyiyah pencegahan stanting, edukasi gizi dan larangan penggunaan kental manis pada balita di Provinsi Bengkuku pada Rabu, 25 September 2024 di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB). 

Acara orientasi yang diselenggarakan tersebut merupakan kolaborasi Pengurus Pusat Aisyiyah yang berkerjasama dengan YAICI Bengkulu, bertujuan untuk memberikan edukasi gizi dan larangan penggunaan kenal manis pada balita di Provinsi Bengkulu.

Ketua Harian YAICI Bengkulu, Arif Hidayat menuturkan, dari hasil penelitian dari tim Peneliti YAICI dan Guru besar UMJ yakni Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, M.K.M menyebutkan jika dari takaran per 4 sendok makan, kental manis hanya mengandung 1 gram protein, sementara kandungan gulanya mencapai 50 persen. 

Dengan persentase tersebut, kandungan gizi pada kantal manis seperti kalsium dan protein lebih rendah dibanding susu lain dan tidak mencakup kebutuhan gizi anak jika dikonsumsi.

BACA JUGA: 5 Manfaat Tidak Konsumsi Gula Selama 30 Hari

"Sebenarnya kental manis itu bukan lah susu, akan tetapi dimasyarakat kita sudah tertanam bahwa kental manis itu susu. Kental manis ini sangatlah berbahaya jika digunakan sebagai pengganti susu bagi balita, dan seharunya kental manis hanya digunakan sebagai topping saja," tuturnya.

Arif Hidayat menambahkan, jika kental manis rutin dikonsumsi oleh balita ataupun ibu hamil, maka akan berdampak signifikan terjadinya stunting. Bahkan dari data temuan tim mereka, statistik dari total anak yang dijadikan sampel menunjukkan 20 persen anak mengalami stunting akibat konsumsi kental manis. 

"Kita temukan di lapangan itu dua dari lima anak yang stanting itu diakibatkan konsumsi kental manis, bahkan ada juga dari lima anak stanting kelimanya akibat konsumsi kenal manis," ungkapnya.

Lebih jauh ditambahkan Arif, sudah sejak lama asusmsi ditengah masyarakat berkembang jika kental manis adalah susu dengan harga yang terjangkau. Mereka beranggapan memberikan kental manis kepada balita dapat mencukupi kebutuhan protein dan gizi yang dibutuhkan oleh balita. Padahal kental manis justru memiliki kandungan gula yang tinggi. 

"Kita perlu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kader Aisyiyah. Jangan beranggapan bahwa jika balita sudah minum kental manis yang harganya relatif lebih terjangkau maka anak sudah meminum susu untuk mendapatkan kebutuhan untuk pertumbuhan bayi, tidak demikian," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, dr. Warsiti, S.Kpn, M. Kep, menjelaskan, selain ASI (Air Susu Ibu) keberadaan  susu pendukung penting bagi kebutuhan anak. 

Susu menjadi salah satu sumber protein hewani dan sumber kalsium yang baik dan disukai oleh balita. Selain itu, susu merupakan salah satu asupan kebutuhan nutrisi tubuh dan kandungan kalsium yang tinggi yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang. 

BACA JUGA:Cara Menurunkan Gula Darah yang Aman

"Namun harus dibedakan bahwa Kental manis bukan termasuk dalam kategori susu," katanya. 

Kategori :