BACAKORAN RK - Runtuhnya pemerintahan Unisoviet menyisakan pemukiman kota tambang yang kini tak bertuan. Terbungkus oleh kesunyian, gedung-gedung kokoh yang berdiri di atasnya menjadi bukti nyata bahwa kehidupan yang hebat pernah berlangsung di sini, yaitu kota Kadykchan, kota hantu membeku di Rusia Timur yang ditinggal penghuninya.
Kadykchan, sebuah kota mati tanpa penghuni di Rusia Timur yang kerap diselimuti hamparan salju beku. Kadykchan merupakan daerah terisolasi yang lokasinya berada di Jalan Raya Kolima, Oblast Magadan, Siberia, Rusia Timur.Terpisah jauh dari wilayah lainnya di Rusia, membuat kota ini jarang terjamah karena keberadaannya yang terpencil.
Kadykchan menjadi populer sebagai kota hantu membeku di Rusia Timur yang ditinggal penghuninya karena banyaknya infrastruktur yang terbengkalai dan tak terjamah Kondisi iklimnya yang begitu keras, terutama pada saat memasuki musim dingin kerap menyulap daerah ini menjadi tempat yang membeku dalam kurun waktu yang lama. Kadykchan yang menjadi saksi kegiatan pertambangan ini berjarak 1300 km dari daerah Yakuts sebuah tempat yang dijuluki sebagai kota paling dingin di dunia.
Sementara itu jaraknya dari wilayah Magadan adalah 700 km Salah satu kota terdekat yang mudah untuk dijangkau dari Kadykchan, yaitu Susuman, karena jaraknya hanya 100 km saja. Seolah tersembunyi dan hilang di balik daratan wilayah Rusia Kadykchan memiliki alur kisah sejarah yang tragis dan penuh dengan tanda tanya
Periode sejarah di Kadykchan bermula pada tahun 1930 Dalam kurun waktu perang dunia kedua tersebut, semua narapidana gulag membangun sebuah pertambangan batu bara. Tujuannya adalah untuk mengembangkan deposit batu bara yang menjadi potensi utama wilayah Kadykchan. Potensi hasil bumi lainnya juga ditemukan di sekitar Kadykchan, seperti tembaga, berlian, emas, kobalt, uranium, hingga perak.
Daerah Kadykchan yang jauh dari peradaban kota besar di Rusia ini menjadi alasan utama didirikannya tambang batu bara. Kota ini telah dilengkapi dengan perumahan yang di khususkan untuk semua pekerja tambang batu bara. Pada tahun 1966, mulai terjadi kekacauan di tempat itu, sehingga membuat masyarakat setempat mengalami kehidupan yang memprihatinkan.
Puncaknya, ketika terjadi ledakan pertambangan yang dasyat dan menewaskan beberapa pekerja tambang Sejak saat itu, satu persatu pekerja mulai pindah dari tempat Kadykchan. Dalam waktu yang sama, rezim komunisme Unisoviet perlahan-lahan mulai runtuh dan mempengaruhi aspek kehidupan rakyat, mulai dari politik maupun ekonomi yang berimbas pada kekejaman pekerja tambang Kadykchan.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Film Horor Korea Terbaru 2023
Setiap pekerja diharuskan bekerja selama 12 jam sehari, tanpa adanya istirahat sama sekali. Hal ini berujung pada meningkatnya angka kematian secara signifikan, hingga tiba saatnya, ketika ruang kettle ditutup dan cuaca dingin yang ekstrim, membuat semua penduduknya meninggalkan kota tersebut begitu saja, tanpa membawa apapun.