Radarkoran.com - Kejadian langka terjadi di Dusun Kaliandon Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur (Jatim). Apa? Satu aliran sungai Kalisat Tenggong kering, lantaran airnya masuk ke dalam lobang memiliki diameter sekitar 1,5 meter dan kedalaman sekitar 10 meter.
Fenomena langka tersebut pertama kali ditemukan oleh dua warga setempat, Nurudin dan Suyono, yang sedang menuju sungai untuk mencari rumput pada Jumat 1 November 2024 pagi.
Keduanya melihat lobang memiliki diameter sekitar 1,5 meter dan kedalaman sekitar 10 meter. Setelah itu, aliran air dari sungai tampak mengarah ke dalam lubang tersebut dan menyebabkan bagian sungai lainnya menjadi kering.
Terhadap fenoma langka tersebut, ahli geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo mengungkapkan, kejadian langka tersebut hingga menyebabkan air sungai di Blitar kering disebabkan oleh karakteristik geologi daerah Blitar yang didominasi oleh batuan kapur.
Menurutnya, batu kapur cenderung membentuk gua atau sinkhole di bawah permukaan tanah.
Wilayah Blitar selatan memang terkenal dengan batuan kapur, mirip dengan daerah Wonosari. Batuan ini mudah terkikis oleh air, dan terkadang bisa menciptakan gua-gua yang akhirnya ambruk atau membentuk lubang besar.
BACA JUGA:Fenomena Air Laut Pasang, Masyarakat Pesisir Diimbau Waspada
Berkaitan dengan terbentuknya lobang jelas Amin, adalah proses alami karena batu kapur mudah terlarut oleh air, yang menyebabkan gua-gua yang ada di bawah tanah terus membesar.
"Proses ini terjadi karena air terus mengikis bagian bawah gua, menyebabkan gua semakin dekat dengan permukaan, hingga akhirnya bisa muncul sebagai lubang," jelasnya dikutip Radarkoran.com, Senin 18 November 2024.
Fenomena seperti ini berisiko mengganggu aliran sungai, bahkan bisa menyebabkan sungai menghilang karena airnya masuk ke dalam gua yang terbentuk.
Sebenarnya, fenomena merupakan fenoma yang biasa yang terjadi di daerah batu kapur. Di tempat-tempat seperti ini, sungai bisa lenyap karena air mengalir ke dalam gua.
"Jika tidak ada banyak aktivitas manusia di sekitar, hal ini mungkin tidak terlalu berisiko, tapi bisa jadi masalah jika banyak orang yang berada di sekitarnya," tambah Amien.
Untuk mengatasi potensi dampak dari lubang tersebut, Amien menyarankan agar dilakukan pemetaan untuk mengetahui sejauh mana lubang itu membesar dan bagaimana pengaruhnya terhadap aliran sungai.
"Pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah lubang ini hanya terbatas pada area kecil atau semakin meluas. Jika hanya sebesar itu, mungkin bisa ditangani dengan menambalnya atau membangun jembatan untuk menutupnya," pungkasnya.