Radarkoran.com - Hingga Sabtu 7 Desember 2024, cuaca ekstrem masih melanda wilayah-wilayah di Provinsi Bengkulu tidak terkecuali wilayah Kabupaten Kepahiang. Tidak ayal, kondisi cuaca eksterm yang terjadi sewaktu-waktu dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, pohon tumbang serta sejumlah bencana alam lainnya.
Karena itulah, kepada seluruh masyarakat di daerah ini khususnya, diingatkan untuk selalu waspada dan hati-hati. Karena prediksinya, cuaca ekstrem terus terjadi hingga Januari 2025 mendatang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu memprediksi, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Dalam artian, hujan lebat disertai angin kencang masih berpotensi melanda wilayah di Provinsi Bengkulu.
"Akhir tahun 2024 diperkirakan hujannya diprediksi sedang hingga lebat, disertai angin kencang dampak dari aktivitas awan cumulonimbus," ungkap Anang Anwar selaku Prakirawan BMKG Bengkulu, dikutip pada Sabtu 7 Desember 2024.
Dipaparkannya, selama bulan Desember ini akan ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, disertai dengan petir dan angin kencang. Bahkan disebutkan, kondisi cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga pertengahan Januari 2025 atau bulan depan. Karena itulah diimbau kepada masyarakat, agar tetap waspada dan hati-hati dari ancaman bencana alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem.
BACA JUGA:Dilanda Cuaca Ekstrem! Bencana Alam Mengancam, Simak Peringatan BPBD Kepahiang
"Tetap waspada dan hati-hati, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Januari 2025 atau pertengahan bulan depan," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepahiang, Hendra, ST juga menyampaikan imbauan yang sama. "Sepanjang cuaca ekstrem masih terjadi, potensi bencana di Kabupaten Kepahiang pun bisa saja terjadi. Makanya kita mengimbau tetap waspada, serta berhati-hati," imbau Hendra.
Lebih lanjut dikatakan Hendra, Kabupaten Kepahaing memang berada di daerah pegunungan, tapi sejumlah ancaman bencana tetap bisa saja terjadi, baik itu banjir maupun tanah longsor, pohon tumbang, serta sejumlah ancaman bencana lainnya. Berkaitan dengan ancaman terjadinya bencana alam di daerah ini pun sudah ada catatan sejarahnya.
"Pada tahun 2029 lalu, Kabupaten Kepahiang mengalami banjir bandang, yang berdampak terhadap rumah, lahan pertanian, dan termasuk hewan ternak.
Ya bisa dikatakan ancaman bencana itu ada, dan kita tidak pernah bosan mengingatkan, khususnya saat cuaca ekstrem seperti ini, supaya selalu waspada," demikian Hendra.
Sekadar mengulas, pada tahun 2019 lalu Kabupaten Kepahiang dilanda banjir bandang, tepatnya pada Mei 2019. Pada saat itu, banjir bandang merendam sedikitnya tiga desa yang ada di wilayah Kecamatan Ujan Mas. Yakni Desa Tanjung Alam, Desa Air Hitam, dan Desa Suro Bali.
Dampak banjir ketika itu menghabiskan 15 unit dapur warga, menghilangkan ternak ayam serta bebek, 65 hektare lahan sawah yang sudah ditanami padi terendam dan tertimbun lumpur, dan 15 hektare kebun kopi terkena longsor.