Radarkoran.com - Membeli mobil bekas memang jadi solusi hemat untuk memiliki kendaraan pribadi. Namun, tidak semua kendaraan bekas bebas dari masalah, salah satunya bekas terkena banjir. Mobil yang pernah terendam air bisa membawa risiko kerusakan serius pada mesin dan sistem kelistrikan.
Masalah ini sering kali sulit terdeteksi jika tidak teliti memeriksa. Akibatnya, pembeli justru harus mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan. Agar tidak salah pilih, penting memahami risiko dan cara mengenali mobil second banjir sejak awal.
Mobil dengan kondisi bekas dan pernah terkena banjir sering kali membawa berbagai masalah tersembunyi yang tidak langsung terlihat. Jika tidak teliti, Anda bisa menghadapi kerugian besar di kemudian hari karena biaya perbaikan yang mahal.
1. Kerusakan pada Mesin
Salah satu dampak terburuk dari banjir adalah kerusakan mesin. Air yang masuk ke ruang mesin dapat merusak komponen penting, seperti sistem pembakaran dan transmisi.
Mesin yang terendam biasanya mengalami water hammer, yaitu kerusakan akibat tekanan air di dalam silinder. Akibatnya, mesin menjadi tidak berfungsi optimal dan membutuhkan perbaikan besar yang memakan biaya tinggi.
BACA JUGA:Wajib Tahu, Ini Komponen Setir Mobil yang Harus Diketahui
2. Kerusakan pada Sensor dan Sistem Kelistrikan
Air banjir sering kali menyebabkan korsleting pada sensor dan sistem kelistrikan mobil. Komponen seperti ECU (Engine Control Unit) dan kabel kelistrikan sangat rentan terhadap kerusakan akibat air.
Kerusakan ini tidak hanya memengaruhi kinerja mesin, tetapi juga sistem pendukung lainnya, seperti lampu, wiper, hingga AC. Perbaikannya membutuhkan penggantian komponen yang harganya cukup mahal.
3. Korosi pada Bagian Bawah Mobil
Air banjir biasanya mengandung garam atau zat kimia lain yang mempercepat korosi pada logam. Bagian bawah mobil, seperti rangka dan sistem suspensi, menjadi area paling rentan terkena dampak ini.