Radarkoran.com - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Mukomuko, Fitri, SE mendorong pemerintah daerah (Pemda) dan pihak terkait lainnya agar dapat secepatnya mengatasi konflik harimau dan manusia yang terjadi di Kabupaten Mukomuko.
Dorongan tersebut disampaikan sebagai dari aspirasi masyarakat wilayah tersebut lantaran harimau yang telah memakan korban tersebut masih berkeliaran dan menimbulkan keresahan publik serta dapat berdampak pada aktivitas perekonomian masyarakat.
"Sekarang ini masyarakat bukan miskin karena ekonomi lagi, tapi miskin karena tidak bisa bekerja dan tidak bisa melakukan kegiatan karena harimau berkeliaran," kata Fitri.
Dirinya minta Pemda dan pihak terkait seperti BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dapat melakukan upaya yang maksimal dalam mengatasi persoalan konflik harimau dan manusia tersebut.
"Kita minta Pemda dan pihak BKSDA dapat mengambil sikap terhadap harimau yang berkeliaran tersebut. Kita minta ada penyelesaian yang baik atas persoalan ini," sampainya.
Lebih jauh, menyikapi kondisi habitat harimau yang hilang dan menjadi alasan utama hewan yang dilindungi tersebut berkonflik dengan manusia, Fitri menilai jika sektor perkebunan yang tidak menjalankan kebijakan menjadi alasan utama. Seperti tidak memanfaatkan HPT (Hutan Produksi Terbatas) dengan semestinya.
BACA JUGA:30 Calon PHD Dijadwalkan Ikuti Tahap Tes
"Kalau masalah hutan, seharusnya dari dulu HPT itu tidak diolah dan pemerintah harus tegas. HPT itu harus dijaga sehingga harimau itu masih memiliki habitat dan tidak berkeliaran di pemukiman warga," tuturnya.
Fitri turut menekankan pentingnya pemda dan pihak terkait lainnya dapat bertindak tegas terhadap pihak atau oknum yang merusak hutan, sehingga habitat bagi harimau dapat terjaga dengan baik.
"Buat aturan yang jelas. jangan ada yang ditangkap dan ada yang tidak, jadi buat aturan bagus. Itu yang kami harapkan," ujaranya.
Ditambahkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Dapil Mukomuko lainnya, Andy Suhary, keseimbangan ekosistem yang mendukung kehidupan harimau menjadi faktor utama dapat mencegah konflik harimau dan manusia.
"Segala sesuatu itu kalau tidak seimbang ekosistem alam, maka akan berdampak kepada ketidakseimbangan alam lainnya. Contoh, dengan tidak adanya habitat harimau lagi, maka otomatis dia akan berkeliaran di tempat rumah-rumah penduduk, bahkan di kebun-kebun masyarakat dan efeknya masyarakat juga atau manusia itu juga yang susah akibat ulah manusia itu sendiri," jelas Andy.
Dengan adanya peristiwa konflik harimau dengan manusia ini, dirinya mengimbau kepada pemerintah daerah dan BKSDA supaya mengambil tindakan cepat. Hal ini agar keadaan ekonomi masyarakat yang bergantung kepada perkebunan dapat pulih kembali seperti sediakala.
"Pemerintah daerah harus bergerak cepat dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan peristiwa ini. Pemerintah daerah jangan diam saja, kesannya terlambat mengambil tindakan, kita harap supaya tindakan itu cepat diambil," pungkas Andy.
Untuk diketahui, konflik harimau dan manusia di Kabupaten Mukomuko kembali memanas dalam beberapa waktu terakhir. Tragedi terbaru menimpa Ibnu Oktavianto, warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko yang meninggal dunia akibat serangan harimau pada Selasa, 7 Januari 2024.