Radarkoran.com - Dalam rangka tanamkan toleransi sejak dini, belum lama ini Kementerian Agama (Menag) mencanangkan Kurikulum Cinta untuk memperkuat toleransi dan rasa persaudaraan di tengah keberagaman. Disebutkan, pendidikan agama harus menjadi instrumen untuk menciptakan kerukunan, bukan konflik.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengatakan Kurikulum Cinta dan eco-teologi yang berbasis implementasi Deklarasi Istiqlal 2024 merupakan refleksi mendalam atas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan menjaga kelestarian bumi.
"Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan pondok pesantren," kata Menag dikutip Radarkoran.com dari antaranews.com, Rabu 5 Februari 2025
Sementara menurutnya, eco-teologi merupakan landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. Menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah dan kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah seorang umat beragama.
Ia juga menyadari bahwa gerakan lingkungan berbasis keagamaan telah berkembang di banyak tempat di Indonesia. Misalnya, masjid ramah lingkungan, pesantren hijau, gereja berkelanjutan, dan lainnya. Karena itu, upaya-upaya ini harus terus dikembangkan secara lebih masif ke depannya.
BACA JUGA:Ingin Kuliah Ambil Jurusan Hukum, Ini 7 Universitas Negeri Terbaik di Indonesia 2025
"Mari kita menjadi aktor perubahan yang membawa pesan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerja sama yang erat, saya yakin kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai, harmonis, dan lestari," singkatnya.
Sebelumnya diberitakan, tanamkan toleransi sejak dini, Menteri Agama, Nasaruddin Umar canangkan kurikulum cinta. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan, kerukunan umat beragama adalah nilai jual utama Indonesia di mata dunia Internasional.
"Indonesia di mata dunia Internasional sekarang ini begitu menanjak. Kita bangga, kita bersyukur. Tapi nilai jual yang paling penting bagi kita itu adalah kerukunan. Sehingga kerukunan adalah suatu hal yang sangat vital untuk kita rawat dan perhatikan," sampainya.