Tidak ada aturan boleh atau tidak boleh. Mungkin lebih ke bijaksana atau tidak bijaksana. Kita belum bisa menilai. Kita tidak tahu apa yang diinginkan dari Jokowi. Apa pula yang dikemukakannya.
Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: "lakukan apa yang belum sempat saya lakukan. Yakni reformasi di tubuh polri".
BACA JUGA:Balik Kucing
Asyik kan?
Isu ''matahari kembar'' –seperti yang berkembang di Indonesia belakangan– tidak pernah terjadi di Tiongkok. Di sana seorang presiden yang sudah meletakkan jabatan tidak pernah tampil di media masa. Sudah seperti langsung hilang ditelan bumi.
Pun seorang mantan perdana menteri. Diam. Hilang. Lenyap. Tidak mau cawe-cawe. Terlihat pun tidak.
Kurang hebat apa presiden dua periode Jiang Zemin. Ia-lah yang berhasil mengubah konstitusi: bahwa sokoguru komunis itu tidak lagi hanya buruh dan tani. Ia yang berhasil menambah sokoguru ketiga di partai komunis Tiongkok: pengusaha.
Ideologi asli komunis adalah gerakan buruh. Ketika komunis masuk Tiongkok, kata ''buruh" ditambah dengan ''buruh tani''. Buruh dan buruh tani harus bergerak melawan pengusaha dan tuan tanah.
Di zaman Jiang Zemin, justru pengusaha dimasukkan sebagai tiga unsur penting komunisme Tiongkok: buruh, tani, pengusaha.
Jiang Zemin berumur panjang. Setelah berhenti sebagai presiden ia masih hidup selama 19 tahun. Selama 19 tahun itu tidak sekali pun Jiang Zemin tampil di media. Atau terlihat di tempat umum. Atau memberikan pandangan dalam satu acara. Apalagi melancarkan kritik. Tidak. Total pensiun. Menghilang.
Pun perdana menterinya yang terkenal itu: Zhu Rongji. Yang Anda sering mengingatnya sebagai panglima pemberantasan korupsi di Tiongkok. Anda masih ingat doktrin ''100 peti matinya'' dalam ketegasannya memberantas korupsi.
Zhu Rongji juga sama sekali tidak pernah tampil. Jangankan terlihat. Tercium pun tidak.
Pun Presiden Hu Jintao yang menggantikan Jiang Zhemin. Setelah dua periode menjabat, presiden Hu Jintao pun lenyap.
Ia yang juga berhasil memasukkan satu unsur lagi sebagai pilar tambahan partai komunis Tiongkok. Pilar keempat: sains. Ilmu pengetahuan. Apa pun yang tidak ilmiah harus ditolak.
Memang pernah ia jadi berita. Satu kali. Yakni menjelang diubahnya konstitusi Tiongkok yang membatasi masa jabatan presiden. Dulunya maksimal dua periode menjadi tidak ada batas.
Hu hari itu kelihatan dipapah meninggalkan kursi sidang umum ''MPR'' Tiongkok. Terlihat tangannya menepis petugas.