KEPAHIANG RK - Ketika pendidikan dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang mengarah kepada perkembangan teknologi imersif, SMKN 01 Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu langsung tancap gas dan menggalakkan inovasi baru.
Teknologi imersif merupakan teknologi yang memvisualisasikan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata.
Inovasi yang dimaksud ini adalah metode pembelajaran menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) di ruang kelas. Metode pembelajaran seperti ini sejatinya belum banyak diterapkan di sekolah lain dan SMKN 01 Kepahiang pun juga masih terus mengoptimalkan penerapannya.
Wakil Kepala SMKN 01 Kepahiang, Roni Yulianto, S.Pd, M.Kom menuturkan, dirinya selalu berusaha untuk mengedepankan kompetensinya beserta rekan pendidik di sekitar terkait implementasi penggunaan teknologi VR di ruang kelas tersebut.
"Pertama kali saya mengenal teknologi VR untuk pembelajaran itu ketika Ikatan Guru Indonesia (IGI) bersama MilleaLab sempat mengadakan webinar dan pelatihan terkait implementasi VR di dunia pendidikan," ujar Roni, Sabtu 20 Januari 2024.
Pria yang juga sempat mendapat kepercayaan untuk menjadi Duta Teknologi Provinsi Bengkulu Tahun 2021 tersebut menambahkan bahwa SMKN 1 Kepahiang secara langsung mendukung penuh inisiasi untuk pembelajaran VR dengan penyediaan 12 kacamata VR.
BACA JUGA:Kacapdin Wilayah VII Serahkan Penghargaan pada Pelajar SMKN 4 Kepahiang
Dalam konteks penyebaran dampak baik pembelajaran VR yang membawa ketertarikan di kalangan pendidik, dirinya turut rutin mengunggah berbagai praktik baik di kanal media sosial. Hal tersebut tentu saja mendapatkan respon yang baik dari banyak pihak, termasuk SLCC PGRI yang beberapa waktu lalu sempat mengundangnya sebagai narasumber untuk berbagi materi pembelajaran VR.
"Keingintahuan peserta didik jurusan Teknik Komputer Jaringan atau TKJ itu jadi semakin antusias saat belajar jika menggunakan VR. Ya, biasanya saya menghabiskan satu sampai dua minggu untuk pembuatan satu konten pembelajaran VR," lanjutnya.
Meskipun demikian, Roni mengaku bahwa dirinya masih memiliki beberapa tantangan besar, salah satunya adalah kompetensi pembuatan konten pembelajaran VR yang sampai saat ini masih belum maksimal.
BACA JUGA:Jurusan Perhotelan SMKN 5 Kepahiang Didik Siswa Siap Kerja
"Tentu permasalahan serta tantangan itu tidak akan ada habisnya ketika kita membuat sebuah inovasi, namun kita harus selalu mencari jalan keluar dari setiap permasalahan tersebut agar inovasi ini bisa diterapkan secara maksimal nantinya," demikian Roni.
Sekadar informasi, Teknologi VR dalam pembelajaran seperti MilleaLab ini sempat diperkenalkan oleh Roni ke jajaran Dikbud Provinsi Bengkulu dan hal tersebut disambut baik demi kompetensi pendidik di bidang teknologi VR yang mumpuni.