BMKG : Akhir Bulan Mei Diperkirakan Mulai Musim Kemarau

Senin 12 May 2025 - 16:35 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebut periode musim kemarau di wilayah Provinsi Bengkulu diperkirakan dimulai pada akhir bulan Mei ini atau pada dasarian II bulan Mei.

Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Anang Anwar mengatakan, walaupun diperkirakan dimulai akhir bulan ini, untuk distribusi awal musim kemarau tidak serentak. Musim kemarau dimulai dari Kabupaten Mukomuko bagian Timur sampai dengan bulan Juni hingga seluruh wilayah Provinsi Bengkulu. 

"Kalau kondisi saat ini masih musim peralihan atau pancaroba," kata Anang. 

Ia menambahkan, musim kemarau adalah kondisi dimana curah hujan kurang dari 50mm/dasarian yang diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Jadi, musim kemarau yang dimulai pada dasarian II bulan Mei dan puncaknya di bulan Juli 2025.

"Musim kemarau tahun ini lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya," imbuhnya. 

Lebih jauh dikatakan Anang, meskipun kondisi musim kemarau melanda di wilayah Bengkulu, nantinya hujan masih akan terjadi selama musim kemarau. Sehingga kondisi kemarau tidak benar-benar kering tanpa hujan. 

BACA JUGA:Tragedi Kapal Wisata Pulau Tikus Bengkulu, 7 Orang MD

"Untuk musim hujan tahun ini masih ada tetapi intensitas hujannya kurang dari 50 mm/dasarian," imbuh Anang.

Lebih lanjut, dengan adanya prediksi musim kemarau yang bakal terjadi pada Mei - Juni 2025 dengan durasi pendek dibandingkan normalnya, BMKG merekomendasikan agar masyarakat, khususnya para petani dapat memantau kualitas udara terutama pada puncak musim kemarau dengan mengoptimalkan prediksi BMKG sebagai pencegahan serta mitigasi. Lalu menyesuaikan jadwal tanam agar tanaman tidak mengalami fase kritis kekeringan. Memanfaatkan budaya dan teknologi pemanenan air hujan selama periode transisi untuk menyimpan cadangan air. 

"Masyarakat juga bisa memantau laman atau website BMKG untuk mendapatkan informasi mengenai cuaca. Ini penting sebagai pencegaahan, mitigasi serta pengelolaan dampak kualitas udara akibat asap karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," ujar Anang. 

Kategori :