Lestarikan Adat Rejang, Lomba Bekulo Disambut Antusias

Jumat 23 May 2025 - 16:17 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Rangkaian kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Curup yang ke-145 tahun 2025 ini tidak hanya diisi oleh kegiatan formal dan hiburan saja, tapi juga sarat akan pelestarian adat dan budaya Rejang. 

Melalui Lomba Bekulo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong memberikan ruang yang nyata dan menjadi bagian dari upaya pelestarian adat dan budaya Rejang yang kian mendapat perhatian masyarakat.

Perlombaan secara resmi dibuka pada Kamis, 22 Mei 2025 dengan lokasi lomba dipanggung event HUT Kota Curup yang berada di Lapangan Dwi Tunggal. Sebanyak 15 kecamatan turut ambil bagian, masing-masing mengirimkan minimal satu kelompok untuk menunjukkan kebolehan dalam tradisi bekulo atau tradisi berasan dalam adat khas Rejang yang sarat makna kebersamaan dan penghormatan.

Wakil Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA) Rejang Lebong, Zulkarnain mengungkapkan, meski sempat terancam batal karena keterbatasan anggaran, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tetap menyelenggarakan Lomba Bekulo ini karena antusiasme masyarakat terhadap lomba ini sangat tinggi. Bahkan, Kecamatan Curup Utara meminta untuk mengirimkan dua kelompok peserta untuk berpartisipasi dalam perlombaan.

"Awalnya satu kelompok saja per kecamatan, tapi melihat semangat warga, kami izinkan beberapa kecamatan mengirim lebih dari satu kelompok untuk berpartisipasi," ujarnya.

BACA JUGA:Bakal Meriah, 12 Ribu Kupon Disiapkan Untuk Jalan Sehat HUT ke-145 Kota Curup

Ditambahkan Asisten I Sekda Rejang Lebong, Pranoto Majid, kegiatan lomba ini sempat direncanakan untuk ditiadakan karena penyesuaian anggaran pusat.

"Namun karena adanya aspirasi masyarakat yang begitu kuat, Bupati akhirnya memutuskan agar lomba ini tetap dilaksanakan, meskipun dengan anggaran yang terbatas," ungkapnya. 

Dengan tetap digelarnya Lomba Bekulo dalam rangka perayaan HUT Kota Curup kali ini, menujukkan jika penerintah tidak hanya mengutamakan kemeriahan acara HUT, tetapi juga sarat nilai budaya lokal yang patut terus dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang. 

"Semangatnya adalah melestarikan adat Rejang," ujar Pranoto.

Untuk diketahui, lomba Bekulo ini digelar selama tiga hari, dengan sekitar lima kelompok tampil setiap harinya. 

Para peserta tampil menggunakan dua bahasa daerah, yakni bahasa Rejang dan bahasa Lembak, sesuai dengan mayoritas etnis di lingkungan masing-masing. Hal ini turut menjadi salah satu unsur penilaian juri, selain kriteria penilaian yang meliputi Sastra bahasa, Kesesuaian seragam, Kekompakan kelompok, Tata krama (adab), Susunan berasan (sajian adat) dan Nilai busana tradisional.

Kategori :