"Lima ditambah enam, masak tidak bisa menghasilkan tujuh," katanya. Lima dari cara Jokowi. Enam dari cara SBY. Menjadi tujuh di cara Prabowo.
"Tugas saya menghidupkan dua mesin itu," kata Purbaya.
Tentu menteri keuangan tidak bisa "memerintah" Bank Indonesia yang independen. Berarti hanya satu mesin ekonomi yang di bawah kendalinya.
"Kalau itu tidak dilakukan, Prabowo akan lebih jelek dari dua sebelumnya," ujar Purbaya, April lalu. Ia mengucapkannya di depan Prabowo yang sedang memimpin forum besar soal ekonomi negara.
Seorang anggota DPR dari Lampung, Marwan Cik Asan, memaksa bicara saat Misbakhun sudah siap menutup rapat. Ia klarifikasi atas pernyataan Purbaya, mengapa DPR tidak pernah mempertanyakan pencekikan ekonomi itu ketika berkali-kali rapat dengan menkeu di masa yang lalu.
"Kami sudah sering mempertanyakannya. Jangan sampai rakyat mengira kami diam," katanya. Rapat dengan DPR pun diakhiri --tanpa joget-joget.
Tidak ada rujak di DPR Rabu malam kemarin. Rujaknya baru akan dibuat Kamis pagi. Atau hari ini. Di medsos. Juga di forum-forum terbatas. Bukan di Solo, Pati, atau di Maryland. Tapi di hati Anda.