"Dari awal desa kami ini terbentuk, sampai sekarang belum ada bidan desa di tugaskan di sini. Tentu menjadi keluhan, karena setiap orang membutuhkan pelayanan kesehatan, apa lagi disaat darurat," sampainya.
Menurutnya, tambah Ruvi, keberadaan bidan desa yang sejatinya adalah ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa, tak dapat mereka rasakan sejauh ini. Karena untuk berobat ataupun ada warga yang ingin melahirkan, terpaksa harus desa lain dengan jarak tempuh yang lumayan jauh.
"Sejauh ini, untuk berobat kami ke luar desa. Sakit ini kan tidak tahu kapan datangnya. Ada datang pada saat siang hari dan ada malam hari. Sementara, desa kami belum ada bidan. Kalau pergi ke desa lain, jaraknya cukup jauh dan akses jalan rusak. Kalau ada bidan desa tentu bisa ditangani dengan cepat meskipun itu malam hari," demikian Ruvi.