Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data mengenai rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25 tahun ke atas di Kepahiang, Bengkulu mencapai 8,36 tahun pada 2023 atau berada di bawah rata-rata Provinsi Bengkulu yang mencapai 9,03 tahun pada 2023.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh salah satu indikatornya dapat diukur melalui rata-rata lama sekolah para penduduk di suatu daerah.
"Rata-rata lama sekolah ini biasa digunakan untuk mengetahui tingkat dan kualitas pendidikan masyarakat dalam suatu wilayah. Kalau rendah, berarti banyak yang putus sekolah. Bisa jadi karena biaya, minimnya ketersediaan sarana/prasarana pendidikan dan lain-lain," kata Senator Riri, Jum'at 31 Mei 2024.
Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Kepahiang telah melakukan ikhtiar yang baik dalam meningkatkan RLS setempat. Di mana sesuai data BPS terdapat peningkatan RLS sebesar 0,06 tahun atau 0,72 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Tapi masih di bawah rata-rata RLS provinsi dan nasional. Di Provinsi Bengkulu posisi Kabupaten Kepahiang ada di posisi keenam setelah Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Kaur," ujar Senator Riri.
BACA JUGA:Senator Riri Dorong Penggunaan Aset Daerah Sejahterakan Masyarakat
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini menekankan, hal ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk berupaya meningkatkan mutu sumber daya manusia Kepahiang yang berdaya saing melalui penyediaan pendidikan gratis dan berkualitas.
"Seluruh fasilitas pendidikan mesti diperbaiki. Untuk anak kurang mampu gratis sampai sekolah menengah atas. Kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik harus diperhatikan dan merata di seluruh desa," tandas Senator Riri.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, bagi generasi muda yang putus sekolah tak perlu berkecil hati untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
"Perlu dibangun sekolah-sekolah kejuruan sesuai dengan potensi sumber daya ekonomi dan budaya Kepahiang dengan fasilitas yang komplit, sesuai dengan prioritas kebutuhan sumber daya daerah dan pasar kerja," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.