Radarkoran.com - Masalah kerusakan irigasi, sudah lama dirasakan oleh warga yang berprofesi sebagai petani di Desa Embong Sido Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Padahal di desa ini terdapat pulahan hektare lahan pesawahan milik warga yang bergantung pada irigasi untuk pengairannya.
Kepala Desa Embong Sido, Fauzi memaparkan, rusaknya irigasi yang terdapat di Dusun Talang Gelompok, menjadi keluhan yang bertahun-tahun dirasakan oleh warganya yang berprofesi sebagai petani. Mengingat, alasan mengapa harus ada irigasi yang layak untuk pertanian seperti sawah, supaya memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup.
Selain itu, irigasi yang baik dapat meningkatkan hasil pertanian dan mencegah kekeringan tanah yang dapat merusak tanaman. Terlebih, lahan persawahan yang ada di desa ini memang bergantung dengan air yang disuplai dari irigasi.
"Kerusakan irigasi ini sudah sangat lama, bahkan kami lupa kapan irigasi ini dibangun. Untuk saat ini, ya pengairan sawah dilakukan petani secara bergotong royong dengan menggali tanah sebagai pengganti irigasi. Karena bukan permanen, tentu sering kali irigasi ini tertutup longsoran tanah akibat hujan," papar Kades Fauzi, Minggu 02 Juni 2024.
Lebih lanjut Kades Embong Sido ini menjelaskan, air yang dibagikan untuk sawah-sawah petani di desanya saat ini tidak normal. Akibatnya, hasil panen padi petani menjadi berkururang. Bahkan ada juga warga yang tidak lagi mengaktifkan lahan persawahannya lantaran tidak kebagian air.
BACA JUGA:Rusak, Jalan Desa Embong Sido Butuh Perbaikan, Terkakhir Dibangun 2006
Sebagai Kepala Desa, sambung Fauzi, dirinya sangat mengkhawatirkan kondisi ini apabila terus berlanjut, tanpa ada solusi dari pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi. Selain membutuhkan dana yang cukup besar untuk memperbaiki atau membangun ulang irigasi tersebut, keributan antar warga dapat saja terjadi saat salah satu dari mereka tidak kebagian air.
"Kami dari pemerintah desa sudah berulang kali mengusulkan pembangunan irigasi persawahan ini ke dinas terkait, tapi sayangnya hingga saat ini tidak ada kepastian kapan akan dibangun," sesal Kades Fauzi.
"Kalau terus dibiarkan seperti ini, tidak menutup kemungkinan ke depan tidak ada lagi warga di desa kami ini khususnya yang mau bersawah. Padahal selain tanaman kopi, desa kami ini juga dikenal sebagai penghasil beras, sebab luas sawah warga memcapai puluhan hektar. Dan untuk usulan pembangunan irigasi sudah sangat sering kami sampaikan. Bahkan Kades sebelum saya juga sering mengusulkan untuk pembangunan irigasi, namun hingga kini tak ada jawaban," demikian Kades Fauzi.