Radarkoran.com - Tidak dapat pelayanan, Zahira warga Desa Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, merasa kecewa lantaran keponakannya yang berusia 2 tahun, tidak mendapatkan penanganan dari pihak Puskesmas Kepala Curup.
Padahal keponakannya ini saat itu, tengah membutuhkan oksigen sebab mengalami demam panas sehingga susah bernafas.
Kejadian yang tidak mengenakkan ini dialami korban sekira pukul 22:30 WIB malam, Kamis 04 Juli 2024.
"Jadi keponakan saya ini mengalami demam tinggi, seperti terkena step dan membutuhkan penanganan medis, tepatnya sebelum pertengahan malam. Ya, kemudian kami dari pihak keluarga berinisiatif membawanya ke Puskesmas Kepala Curup, karena jaraknya juga tak begitu jauh dari rumah," terangnya, Jum'at 05 Juli 2024.
"Tapi, sangat kami sayangkan. Setibannya di sana (Puskesmas Kepala Curup, red), tidak ada satupun petugas medis yang berada di tempat," ujar Zahira.
BACA JUGA:Sakit, Kades Tanjung Alam: Istri Saya Tidak Dilayani Puskesmas Cugung Lalang, Disuruh Pulang
Bahkan tambah Zahira lagi, selain keluarganya, warga yang tidak jauh dari Puskesmas Kepala Curup, ikut membantu memanggil serta menggedor pintu Puskesmas, tetap tidak ada jawaban.
Selanjutnya, tidak ingin terjadi sesuatu yang tak diharapkan kepada keponakannya, mengingat kondisinya semakin parah, lantas dia bersama orangtua anak tersebut langsung membawa keponakannya menuju Rumah Sakit yang ada di Kota Lubuklinggau.
"Karena tidak kunjung ada jawaban dari dalam Puskesmas, maka kami berinisiatif membawa keponakan ini ke rumah sakit di Lubuk Linggau. Di tengah perjalanan, karena kondisinya semakin parah, kami berhenti di Puskesmas Padang Ulak Tanding untuk mendapatkan bantuan oksigen. Dan alhamdullilah, penanganan medis kami dapatkan, sebelum kami sampai ke Rumah Sakit di Lubuklinggau," terangnya lagi.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kepala Curup, Ns. Aandrah, S.Kep yang dihubungi Radarkoran.com melalui mesenger mengatakan, saat kejadian petugas medis yang piket ada 3 orang, namun dalam keadaan tertidur, sehingga tidak mendengar ada keluarga pasien yang memanggil.
"Pada saat kejadian, staf piket sebanyak 3 orang, informasi dari mereka, saat itu sudah ketiduran. Bukti absensi mereka ada di Puskesmas, ada di group PKM kami, dilengkapi juga dengan menggunakan GPS. Kami pastikan mereka ini ada di lokasi," terangnya.